RAHASIA PENEMUAN MANUSKRIP INJIL DIDACHE 6
TEMA-TEMA UTAMA DIDACHE
Didache tetap bukan merupakan teks karya sastra yang utuh
dan lengkap sampai dia muncul di dalam Manuskrip Yerusalem. Sebagaimana telah
kami sebutkan, teks ini memiliki beberapa bagian yang tidak sama
panjangnya.
1. Bagian pengajaran dan akhlak yang menjadi pendahuluan
buku, pada intinya adalah ajaran-ajaran tentang 'dua
jalan', jalan kehidupan dan jalan kematian. Bagian ini dimuat dalam 6 pasal
pertama, dimulai tanpa pendahuluan, dengan ungkapan berikut, "Terdapatduajalan,
yaitu Jalan Kehidupan dan Jalan Kematian." Jalan kehidupan dimuat dalam 4 pasal
pertama di dalam karya sastra ini dalam bentuk terakhimya, sedangkan pasal 5
memuat pembicaraan tentang jalan kematian, dan pasal 6 kesimpulan ajaran tentang
dua jalan itu, disertai peringatan, "Hatihatilah kamu, jangan sampai ada orang
yang menyesatkanmu dari ajaran ini, karena dengan begitu ia mengajarkan apa yang
tidak berhubungan dengan Tuhan."
`Dua jalari ini menunjukkan kesatuan enam pasal pertama
Didache. Akan tetapi, sebenarnya, keenam pasal itu memuat unsur-unsur yang
sangat bertentangan satu sama lain. Meskipun demikian, kita dapat mengatakan
bahwa ajaran ini pada umumnya berkarakter sangat serupa, bahkan mungkin sangat
sesuai, dengan ajaran sastra dan akhlak gereja pada periode-periode
awalnya.
2. Bagian liturgis; Dimuat
pada empat pasal berikutnya, dari pasal 7 sampai pasal 10. Bagian ini, dengan
bahasa yang lebih pasti, berbicara tentang pembaptisan, puasa, doa harian, dan
jamuan ekaristi. Dari kandungan bagian ini, jelas bahwa keutuhan penulisannya
tidak dapat dipastikan.
3. Setelah peralihan yang
tampak sebagai sinopsis awal bagi apa yang telah disebutkan (pasal l l : 1 dan
2), bagian aturan dimuat dalam lima pasal, dari pasal 11 sampai pasal 15. Di
dalam pasal-pasal itu teks Didache menetapkan jenis penerimaan terhadap
Rasul-rasul, Nabi-nabi, dan pengganti-pengganti mereka, juga terhadap
orang-orang Kristen yang datang dari luar kalangan jemaat. Bagian ini secara
umum terlihat sebagai karya sastra yang struktur asasinya tidak
utuh.
4. Di bagian terakhir,
bagian eskatologi (tentang Akhirat), yang menutup buku dan dimuat pada pasal 16,
terdapat bagian yang hilang dari Manuskrip Yerusalem, yang menyulitkan kita
untuk memberikan konsep yang teliti tentang teks asli.
***
Didache 16: 2 menyatakan,
"Sering-seringlah kamu berkumpul untuk mempelajari hal-hal yang pantas bagi
jiwa-jiwa kamu, karena iman kamu pada setiap zaman tidak akan berguna, jika pada
saat yang terakhir kamu tidak menjadi orang-orang yang sempuma." sesuai dengan
Surat Bamabas 4: 9 dan 10, yaitu, "Waspadalah kamu pada hari-hari terakhir.
Semua hari hidup kita dan iman kita tidak berguna sedikit pun, jika kita tidak
melawan sebagai anak-anakTuhan, dengan perlawanan yang aktif, melawan zaman dosa
dan rintangan yang menghadang ini, karena takut kegelapan merasuk ke dalam diri
kita. Hendaknya kita menjauhi kebatilan-kebatilan, dan membenci secara total
perbuatan-perbuatan jalan yang jahat. Janganlah kamu memakai pakaian kesatuan,
dan janganlah kamu menganggap diridirimu terbebas, tetapi berkumpullah
bersama-sama untuk mempelajari yang berguna bagi orang
banyak."
St. Ignatius dari Antiokhia
berkata, "Jika kamu memiliki iman yang sempuma dan kasih yang sempuma, maka kamu
tidak akan tertipu oleh siapapun. Kedua kebajikan itu adalah
awal dan akhir kehidupan. Iman adalah awal, dan kasih adalah akhir. Kesatuan
dari keduanya adalah Tuhan. Semua kebajikan lain mengiringi
manusia untuk mengantarkannya kepada Tuhan." (Suratnya kepada jemaat di Efesos
14: 1)
Gambaran eskatologis tentang akhir dunia seperti terdapat
dalam Didache 16: 3-8 pada umumnya memiliki corak materi tersendiri, yang lebih
dalam daripada ajaran-ajaran terdahulu. Ajaran tentang akhir dunia, yang muncul
sebagai pasal terakhir dalam Didache itu, sebagaimana di dalam kitab-kitab
Perjanjian Baru, sangat menarik perhatian kita, kaitannya dengan penulis Didache
yang ingin menutup bukunya dengan bagian eskatologis yang dasar-dasamya berasal
dari unsur-unsur yang bercorak Perjanjian baru.
Prigent, B.C. Butler, dan Giet menetapkan bahwa pasa116
Didache ini secara langsung bersandar kepada pasal 24 Injil Matius. Sebaliknya,
setelah kajian yang luas yang tidak meyakinkan kami, Willy Rordrop dan Andre
Tuilier --penulis kajian tentang Didache di dalam Sources Chretiennes, 248
mengatakan, "Kami sepakatdengan G. Gloverbahwa Didache tidak mengambil teks apa
pun dari Perjanjian Baru.110] Demikian juga halnya teks doa
(resension) yang terdapat di dalam Didache 8: 2, yang oleh kedua sarjana
tersebut dikatakan sangat mirip dengan teks Injil Matius 6: 9-13. Teks doa di
dalam Didache berbeda dengan teks doa yang terdapat di dalam
Injil.
Sampai di sini selesailah tulisan Pendeta Koptik. Kami
telah menjelaskan di dalam bagian komentar bahwa Didache
mirip dengan Injil Bamabas.
Sampai di sini selesailah buku ini. Segala puji hanya bagi
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat,
salam, dan berkat bagi tuan kita, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam, bagi keluarganya dan semua
sahabatnya.
|
Comments
Post a Comment