DEBAT ANISH SOROSH VS AHMED DEEDAT PART 6/TERAKHIR
Mr. AHMED DEEDAT MENANGGAPI
Saya
harap, para hadirin sekalian tetap menjaga ketenangan.
Berikut
saya akan bacakan kepada anda sekalian bunyi ayat tersebut dengan hafalan saya,
dan saudara Shorosh sendiri telah mengingatkan saya bahwa ayat tersebut terletak
pada pasal ke sepuluh dari Injil Yohanes.
Sekarang,
apakah bunyi ayat tersebut?
Saya
telah menghabiskan selama empat puluh tahun umur saya untuk membahas tentang hal
ini dengan umat nasrani, akan tetapi setiap kali ia mengatakan perkataan Yesus:
"Aku dan Bapa adalah satu", dan saya bertanya: "Dalam konteks apakah ayat itu
disebutkan? Ayat tersebut ada di dalam Bible, dan kita tidak dapat
mengingkarinya. Akan tetapi selama empat puluh tahun itu pula, saya belum pernah
menemukan seorang ulama nasrani pun yang dapat mengatakan kepada saya tentang
konteks apa ayat itu disebutkan.
Bukanlah
Bible anda, sebab tanpa membuka Bible anda tidak akan pernah dapat mengerti
tentang batasan yang terdapat dalam konteks ayat tersebut.
Sekarang
saya akan membacakan bunyi ayat itu dengan hafalan saya...
Konteks
atau jalan cerita ayat tersebut dimulai dari ayat ke dua puluh
tiga...
"23.
Dan Yesus berjalan jalan di Bait Allah, di rerambi Salomo. 24. Maka orang-orang
Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau
membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau engkau Mesias, katakanlah terus
terang kepada kami. " 25. Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada
kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan pekerjaan yang Kulakukan dalam nama
Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku. 26. tetapi kami tidak
percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 2?. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28. dan Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorang pun tidak akan rnerebut mereka dari tangan-Ku. 29. Bapa-Ku, yang
memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan tidak
seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan Bapa, 30. Aku dan Bapa adalah
satu. " (Yohanes, 10:
23-30).
Mereka
menganggap bahwa perkataannya (Yesus) tidak jelas, sebab ia tidak menyampaikan
perkataannya dengan jelas. Anggapan seperti ini jelas anggapan yang salah, sebab
kita ketahui bahwa perkataannya tidaklah rabun (tidak jelas).
Ia telah
mengatakan dengan jelas: "Bahwa dirinya adalah Mesias", akan tetapi orang-orang
Yahudi menginginkan khitab (ungkapan sebagai Tuhan) tersebut kepadanya,
dan mereka tidak suka sesuatu apa pun yang mempersempitnya.
Hingga
Yesus mengatakan kepada mereka dengan ungkapan sebagai
berikut:
"Wahai
anak-anak Ular, wahai kuburan-kuburan zygot, wahai generasi yang jahat lagi
fasik, wahai orang-orang bodoh!!" Inginkah kalian mendengar ungkapan seperti ini
dari orang lain? Orang-orang Yahudi pun, jelas tidak mudah melupakan ungkapan
tersebut. Karena itulah, ketika mereka bertemu dengan Yesus, mereka segera
melambaikan tangan-tangan mereka ke wajahnya, dan mengatakan: "Kemari, kemari,
katakanlah kepada kami, mengapa engkau tidak mengatakannya kepada kami?"
Sesungguhnya mereka (orang-orang Yahudi) hanya ingin bertengkar dengannya, maka
untuk menggerakkan hati mereka, dan agar mereka merasa lebih terpukul, Yesus
mengatakan kepada mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kalian, akan tetapi
kalian tidak percayal!"
“Pekerjaan pekerjaan yang Kulakukan
dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku. . . " (Potongan
ayat di atas).
Akan
tetapi orang-orang Yahudi ingin berselisih dengannya, jika anda memiliki
keinginan untuk mencari akan hal itu, anda akan mendapatkannya sangat dekat
dengan anda.
"Sekali lagi orang-orang Yahudi
mengambil batu untuk melempari Yesus, 32. Kata Yerus kepada mereka: “Banyak
pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan
manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 33. Jawab
orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu perbuatan baik maka kami mau
melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau,
sekalipun hanya seorang manusia staja, menyamakan diri Mu dengan AIIah. " (Yohanes, 10:
31-33).
Ini
adalah contoh anggapan salah yang lain. Jika anggapan salah pertama adalah bahwa
perkataan Yesus itu rabun, maka anggapan kedua adalah bahwa Yesus mengaku Tuhan.
Inilah tuduhan yang dikatakan orang-orang Yahudi. Orang-orang Nasrani mengikuti
jejak Yahudi, yaitu dengan mengatakan bahwa Yesus mengaku sebagai Tuhan, hanya
saja orang-orang nasrani mengatakan bahwa Yesus mempunyai hak untuk
itu.
Mari kita
simak apa yang dikatakan Yesus kepada orang-orang Yahudi:
"34.
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku
telah befirman: "Kamu adalah Allah? 35. Jikalau mereka, kepada siapa, firman itu
disampaikan, disebut Allah -sedang Kltab Suci tidak ada dibatalkan-,
" (Yohanes,
10: 34-35).
Artinya
bahwa di dalam bahasa Yahudi para nabi disebut dengan Tuhan.
"Allah
berfirman kepada Musa: "Berfirmanlah Tuhan kepada Mura: "Lihat, Aku mengangkat
engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. "
(Keluaran, 7:
1).
Dan, di
dalam kitab Mazmur Allah berfirman:
"Aku
sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu
sekalian." (Mazmur, 82:
6).
Demikianlah kejeniusan bahasa Ibrani.
Ketika anda menggunakan kata Allah, maka yang dimaksud disitu bukanlah Allah.
Dalam Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus,
disebutkan:
"Yaitu
orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang
adalah gambaran Allah." (Surat Paulut Yang
Kedua Kepada Jemaat di Korintus, 4: 4).
Demikianlah bahasa kalian, dan
seperti itulah makna ungkapan kalian. Karena setan memiliki pengaruh di alam
ini, maka kalian pun mengatakan bahwa dia adalah ilah.
Musa
disebut sebagai ilah bagi Firaun, dan kalian sendiri, wahai orang-orang Yahudi
adalah ilah. Demikianlah kejeniusan bahasa Ibrani.
Anda
tentu tidak dapat menuhankan Mesias berdasarkan ucapan-ucapan seperti:
34.
Mesias berkata, "Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab
Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?. 35. Jikalau mereka, kepada
siapa firman itu disampaikan disebut Allah -sedang kitab suci tidak dapat
dibatalkan-" (Yohanes, 10:
34-35).
Artinya
kamu tidak dapat mendustakan aku.
"Masihkah kamu berkata kepada dia
yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusnya ke alam duaia: Engkau
megghujat Allah! karena aku telah berkata: Aku anak Allah. " (Yohanes 10:
36).
Mesias
menolak orang-orang Yahudi, ia berkata,
"Tidak
mengapa terhadap apa yang telah aku katakan, A!!ah mempunyai anak-anak yang
tidak terhitung jumlah mereka dalam bahasa kita, maka mengapa kamu menyalahkan
aku jika kukatakan aku anak A!!ah pada saat yang lain dipanggil Tuhan-Tuhan di
dalam kitab kamu"
Saudara
Anis Shorosh meminta saya agar mengirimkan buku-buku saya kepadanya, itu telah
sava lakukan, saya telah mengirimkan semua buku-buku yang telah saya tulis dan
semua persiapan, dan saya katakan kepadanya, "Anda dapat melakukan sesuatu
bertitik tolak dari buku-buku saya tersebut, anda mudah untuk menolak berbagai
pertanyaan yang ditujukan kepada anda, karena semua perkataan saya telah
tertulis di depan mata anda, jelas anda telah mengetahui hujjah hujjah saya
sebelumnya, saya tidak takut karena menurut pengetahuan saYa tidak ada satu
hujjah pun dari hujjah-hujjah ini yang dapat jelaskan akal.
Dengarkanlah Allah SWT. berfirman di
dalam kitab suci al-Qur'an, ini dengan ungkapan lain:
"Al-Masih
(Mesias) putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya
telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar,
kedua-duanya bIaSa memakan makanan ". (QS. al-Ma 'idah (5):
75).
Apa yang
aneh di dalam ayat ini? Semua kita makan makanan, bukankah demikian? Ayat ini
merupakan isyarat pada suatu pemikiran yang mengatakan bahwa nabi Isa as. dan
Maryam adalah Tuhan atau taraf mereka di atas taraf manusia. Orang-orang Katolik
menyebut Maryam sebagai ibu Tuhan, Yesus adalah anak Tuhan, demikian juga Tuhan,
sebagaimana yang diyakini saudara Shorosh dan sebagian besar penganut Kristen,
mereka adalah Tuhan dalam bentuk manusia!!
Jika nabi
Isa as. dan Maryam makan makanan, maka itu menunjukkan bahwa mereka juga buang
air besar. Jika anda makan makanan, maka cepat atau lambat anda mesti pergi ke
toilet, anda mencari tanah lapang atau batu besar, tidak ada tempat lari dari
itu.
Allah SWT
berfirman:
".
..perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab)
tanda-tanda kekuasaan (kami)". (QS. al-Ma'idah (5): 75).
Artinya
nabi Isa as. dan Maryam makan.
"Kemudian
perhatikan bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat kami itu ".
(QS. al-Ma'idah (5): 75).
Jika
demikian, mengapa mereka masih menyimpang dari jalan yang lurus. Mereka
menisbatkan tabiat makhluk hidup kepada Allah, Dia seperti manusia, sedangkan
kita adalah makhluk-makhluk yang diciptakan dalam berbagai bentuk, dalam bentuk
apa saja, di antara berbagai bentuk ini ada yang dalam bentuk monyet, semua kita
adalah monyet-monyet yang mengalami perbaikan, di antara kita ada yang mirip
simpanse, yang lain ada yang mirip kera besar, ada pula yang mirip
gorilla.
Apakah
bentuk-bentuk ini yang diceritakan Allah SWT?
Mereka
menjawab, "Ya".
Allah
berfirman dalam ayat ketiga, pasal pertama dalam Kejadian, sebagaimana yang
digunakan oleh saudara Shorosh dalam argumentasinya tadi.
"Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang.
"Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1: 3).
Saya
bertanya, apakah Tuhan berfirman dengan mulutnya?
Mereka
akan menjawab, "Ya".
Apakah
Tuhan mengeluarkan kata-kata lewat mulut?
Mereka
menjawab, "Ya".
Kalau
begitu, Tuhan memiliki mulut!,
Mereka
menjawab, "Ya".
Kalau
Tuhan memiliki mulut, tentunya ia juga memiliki gigi-gigi.
Apakah
tergambar oleh kita kalau Tuhan itu ompong, tidak memiliki gigi,
misalnya?
Kalau
begitu Tuhan harus memiliki gigi, lidah, tenggorokan dan dua paru-paru.
Mereka
menjawab, "Ya".
Kalau
demikian, Tuhan berbicara dengan planet-planet, matahari, bulan,
bintang-bintang dan jutaan makhluk, ia terus berbicara hingga tenggorokannya
kering, oleh sebab itu ia membutuhkan cairan untuk membasahi mulutnya, mereka
menjawab, "Ya".
Ketika
cairan masuk ke dalam mulutnya, tentunya cairan itu mesti keluar, bukankah
demikian? Dapatkah anda menggambarkan hal itu? Bagaimana kamu menurunkan posisi
Tuhan kepada posisi serendah ini dan menyamakannya dengan
manusia?
Kemudian
saudara Shorosh berbicara tentang bentuk kata jamak kata Elohim dalam
bahasa Ibrani yang terdapat dalam kitab Kejadian yang berarti Allah. Benar, saya
katakan bahwa kata tersebut dalam bentuk jamak dalam bahasa Ibrani. Terdapat dua
bentuk kata jamak, beliau menekankan hal itu, juga terdapat kata mutsanna,
tunggal dan jamak, sama-sama terdapat dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani.
Kata tersebut adalah kata Elohim yang artinya adalah Tuhan-Tuhan, akan
tetapi saya tidak pernah melihat satu kitabpun di antara ratusan terjemahan
Bible yang menterjemahkan ayat tersebut begini, "Berfirmanlah Tuhan-Tuhan:
"Jadilah terang", seharusnya diterjemahkan Tuhan-Tuhan, bukan Tuhan. Saya
bertanya, apakah arti im yang terdapat di akhir kata Elohim,
tanyakan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab. Ketika maksudnya
tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita tidak mengetahui makna im
yang sebenarnya adalah bentuk jamak yang bermakna mengagungkan, sebagaimana
yang terdapat dalam bahasa Ibrani dan bahasa Arab. Dua bentuk jamak persis
seperti yang terdapat dalam bahasa Ibrani. Ketika Alah SWT
berfirman:
"Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Karni benar-benar memeliharanya ".
(QS. AI-Hijr (15):
9).
Tanyakanlah kepada seorang muslim
yang awam sekalipun, berapa Tuhan di sini? Ia akan menjawab, "Satu". Kalau
demikian, apakah perbedaan antara kata ana dan nahnu?, tanyakan
kepada orang-orang Arab. Tidak ada seorang Arabpun yang menuduh kaum muslimin
sejak 1400 tahun, bahwa mereka menyembah lebih dari satu Tuhan. Allah SWT
berfirman dalam al-Qur'an:
"Kaatakanlah: "Dia-lah Allah, Yang
Maha Era. Allah adalah Tuhan tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengannya". (QS. AI-Ikhlas (112):
1-4).
Mengapa
anda tidak bertanya kepada saudara-saudara kita yang berasal dari Arab tentang
makna kata ana dan nahnu. Tentu mereka akan menjawab, apakah anda
tidak tahu bahwa di dalam tata bahasa Arab terdapat dua bentuk
jamak:
1. Jamak
yang menunjukkan jumlah.
2. Jamak
yang menunjukkan makna keagungan.
Dan
bentuk kata jamak yang terdapat dalam ayat ini adalah bentuk jamak yang
menunjukkan keagungan menurut bahasa kami.
Saya
berharap, kiranya DR. Shorosh bersedia untuk mengkoreksi apa yang saya katakan,
atau mengatakan bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat lebih dari satu Tuhan, saya
ingin mendengar hal itu dari anda. Saya katakan, terdapat dua bentuk
kata jamak, bentuk jamak yang bermakna keagungan dan bentuk jamak yang berarti
jumlah, demikian menurut bahasa Arab dan bahasa Ibrani.
Yesus makan dan
ibunyapun makan, dikatakan di dalam Bible:
"Kemudian anak
manusia datang, ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang
pelahap dan peminum.. " (Matius 11:
19).
Ini adalah
kata-kata Yesus, dan itu jugalah apa yang dikatakan orang banyak tentang Yesus,
kalau demikian, apakah yang menjadikannya sebagai Tuhan? Apakah kelahirannya?!
Karena ia terlahir tanpa ayah seorang manusia, lantas ia pasti memiliki seorang
ayah, dan ayahnya itu adalah Tuhan. Al-Qur'an menolak hal itu dengan cara yang
sangat sederhana:
"Sesungguhnya
misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam, Allah
menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah
(seorang manusia) maka jadilah dia ". (QS.
Ali ‘Imran (3): 59).
Jika Yesus adalah
Tuhan atau anak Tuhan yang hakiki karena ia tidak memiliki ayah seorang manusia,
maka nabi Adam as. adalah Tuhan yang lebih agung dari Yesus, karena nabi Adam
as. tidak memiliki ayah dan ibu. Ini tidak sesuai dengan logika akal yang
sederhana. Mereka mengatakan bahwa Adam diciptakan dari debu, sedangkan Yesus
terlahir dari seorang perawan.
Sebelumnya
saudara Shorosh berargumentasi dengan Melkisedek Raja Salem yang agung yang
disebutkan di dalam surat untuk orang-orang Ibrani, "Karena Melkisedek ini
adalah Raja Salem Imam Allah yang maha tinggi, tanpa ayah, tanpa ibu, tanpa
nasab, tidak berawal dan tidak ada akhir hidupnya". Siapa orang ini? Dialah
Allah, hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir, tidak berayah dan
tidak beribu, yang hidup kekal dan abadi. Akan tetapi ia adalah seorang kahin
yang agung, Abraham membayar 1/10 pajak agama kepadanya. Yesus memiliki awal
saat ia berada di kandang domba, ia juga memiliki akhir yang nyata di atas tiang
salib, sedangkan orang ini tidak memiliki awal dan akhir, manakah yang lebih
agung antara Yesus dengan Melki Shadiq? Saya bertanya, mengapa kamu tidak
menyembahnya, ia berhak untuk disembah sebagai Tuhan kalau ia
memiliki sifat-sifat itu. Yesus berteriak di atas kayu salib berseru kepada
Allah, ia berkata, "Eli, Eli, Lama sabakhtani. Artinya, Tuhanku, Tuhanku,
mengapa engkau meninggalkan aku". Siapakah yang ia seru? Apakah ia menyeru
dirinya sendiri? Apakah ia sedang memerankan peran sandiwara? Jika dia adalah
Tuhan, mengapa dia menghinakan dirinya? Dalam Injil Markus terdapat ungkapan
yang sama, maka dengan siapakah Yesus meminta tolong? Ia menjerit, "Eli, Eli",
artinya adalah, "Allah, Allah".
Saya
bertanya kepada golongan "Saksi-saksi Yahwe", apakah kata-kata Yesus, "Eli, Eli,
lama syabakhtani", sama dengan, "Yahwe, Yahwe, lama Syabakhtani?". Mereka
menjawab, "Tidak". Apakah sama dengan, "Aba, Aba, lama Sabakhtani?", Aba dalam
bahasa Ibrani adalah Bapa, tentu tidak. Dengarkanlah, "Eli, Eli, lama
sabakhtani", sama dengan "Allah, Allah, lama taraktani" (Allah, Allah mengapa
engkau meninggalkan aku) dalam bahasa Arab, kedua ungkapan ini
sama.
Dalam
(Wahyu 19), tentang mimpi yang dilihat oleh Yohanes Al-Lahuti, ia
mendengarkan malaikat langit bersenandung, "Haleluya". Ketika orang-orang
Kristen di Afrika Selatan merasa sangat gembira, mereka berteriak, "Haleluya,
Haleluya', saya bertanya kepada mereka, apakah artinya? Apakah artinya, "Hai,
hai hore"?, tentu saja tidak. Ya dalam bahasa arab adalah huruf yang
dipakai untuk menyeru dan huruf yang menunjukkan kekaguman terhadap sesuatu,
dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani. Kita juga menggunakan huruf seruan ini,
seperti wahai saudaraku, wahai ibu, ya Allah. Sedangkan orang-orang barat,
mereka menyingkatnya dengan menggunakan tanda seru (!), mereka mengatakan,
"Berhenti!", mereka letakkan tanda seru di akhir kalimat, mereka mengatakan,
"Tembakkan senjata!", di akhir kalimat terdapat tanda seru. Inilah cara orang
barat untuk menyatakan ungkapan dan inilah kehebatan bahasa mereka. Jadi arti
Haleluya adalah Ha ya Allah, Lu ya Allah, Huwa ya
Allah.
"Dialah Allah yang tiada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara.. ". (QS. AI-Hasyr (39):
23).
Bukan
seorang bayi yang terlahir dari wanita Yahudi, apakah yang menjadikannya sebagai
Tuhan? Saya ingin tahu, apakah kelahirannya? Hal itu tidak berarti sesuatu,
keajaiban-keajaibannya yang dikatakan kepada kita bahwa ia mampu mengembalikan
kehidupan kepada Lazarus. Apakah benar dia yang telah mengembalikan kehidupan
kepada Lazarus?. Tidak, tidak demikian, sebelum ia menyeru Lazarus, apakah yang
ia katakan?
“Lalu
Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepadamu,
karena engkau telah mendengarkan aku. 42 Aku tahu, bahwa engkau selalu
rnendengarkan aku ". (Yohanes, 11:
41-42).
Artinya:
Sesungguhnya Engkau yang telah memperkenankan aku, yang memberikan kepadaku apa
yang aku minta, Engkaulah yang melakukannya, akan tetapi untuk semua yang ada.
Saya katakan, mereka manusia-manusia yang percaya dengan khurafat, mereka
orang-orang dungu yang akan mengatakan bahwa akulah yang mengembalikan kehidupan
kepada orang-orang mati. Mereka akan mengatakan bahwa aku adalah Allah, oleh
sebab inilah aku berkata-kata dengan suara tinggi. Sebelum itu:
"Maka
menangislah Yesus." (Yohanes 11: 35). "Maka masygullah hati-Nya, ia
sangat terharu" (Yohanes 11: 33).
Ia
mengadu kepada Tuhan dan berkata:
"41.Sahabatku Lazarus mati, maka
kembalikanlah ruh kepadanya Tuhan ". Allah memperkenankan doanya dan berfirman,
"Mintalah, sesungguhnya engkau akan memperoleh apa yang engkau minta". Ketika
Yesus menyeru Lazarus agar keluar kepadanya, ia berkata, “Bapa, Aku mengucap
syukur kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. 42. Aku tahu, bahwa
engkau selalu mendengarkan aku" (Yohanes
11: 41-42).
Akan
tetapi demi semua yang ada, aku berkata, "Agar mereka percaya bahwa engkau telah
mengutus aku". Yesus berkata, “Tidak ada utusan yang lebih baik daripada
pengutusnya". Ia berkata, "Aku tidak mampu untuk melakukan sesuatu dari diriku
sendiri". Ia juga berkata, "Kata-kata yang kamu dengar bukanlah milikku, akan
tetapi milik Bapa yang mengutusku". Ia berkata, "Bapa yang telah mengutus aku
memberikan wasiat kepadaku, apa yang harus kukatakan dan apa yang mesti aku
ucapkan".
Bila
terdapat ungkapan-ungkapan seperti ini, kita sebagai muslim tidak bimbang untuk
membenarkannya, karena kita mengetahui bahwa Yesus adalah seorang utusan yang
agung dari Allah SWT iru tidak akan mengurangi kesempurnaan
anda.
Pertanyaan yang terlontar dari
argumentasi Dr. Anis Shorosh adalah: apakah Yesus itu seorang pendusta yang
idiot atau memang ia adalah Tuhan? Mengapa hanya ada dua pilihan, antara
pendusta dan Tuhan? bukan sebagai seorang utusan yang agung dari Allah?. Kita
membaca berulang kali bahwa Yesus, apakah ia sebagai seorang pendusta atau
dajjal, atau sebagai Tuhan. Apakah kata pendusta merupakan lawan dari kata
Allah?, tentu tidak. Apakah kata dajjal atau idiot merupakan lawan dari kata
Allah?, tentu saja tidak. apakah lafaz Allah memiliki lawan kata? Mengapa anda
mengatakan ini dan itu? Mengapa tidak seperti yang ia katakan bahwa ia adalah
utusan Allah. Dengan sifat ini, anda harus mengikutinya saat ia berkata,
"Lalu
Yesus berkata kepada murid-murid Nya: "Setiap orang yang mau mengikut aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti aku". (Matius 16: 24).
Bawalah
salib kamu dan ikutilah aku, jika kamu telah mengikuti aku maka kamu akan
mendapatkan hidup yang abadi. Dengarkanlah dia dan diamlah terhadap apa yang ia
katakan dan ia ajarkan, itulah pembebasan. Jika kamu tidak melakukan itu, maka
aku katakan kepada kamu, jika kamu tidak menambah perbuatan baik kamu terhadap
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Parisi, kamu tidak akan memasuki alam langit.
Kamu tidak akan masuk surga selama kamu tidak lebih baik daripada orang-orang
Yahudi, dan kamu tidak akan lebih baik daripada orang-orang Yahudi selama kamu
ddak menjaga namus dan wasiat. Dengarkanlah ia dan ikutilah ia, jika kamu
mengikuti dia, maka tidak ada tempat lari daripada kamu melainkan menjadi
orang-orang yang berserah diri.
Akhir doa
kita adalah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam.
Comments
Post a Comment