PAHAM TRTUNGGAL DAN JURU SELAMAT PART 2
BY : YOHANNES BAPTISTA SARIYANTO S.
Apakah yang disebut Kitab Taurat? Taurat adalah merupakan kumpulan lima buah Kitab yang kemudian dikenal sebagai dikarang oleh Musa yang sekarang diterima oleh Umat Kristen sebagai lima Kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Ke-lima Kitab itu ialah: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulang-tutur (Ulangan). Di dalam Kitab Taurat memuat Kisah penciptaan bumi langit, sejarah manusia pertama, panggilan Tuhan kepada Ibrahim, riwayat keturunan Ishak yang kemudian dikenal sebagai bangsa Israel, perbudakan bangsa Israel oleh Bangsa Mesir, panggilan Tuhan kepada Musa untuk menyelamatkan Bangsa Israel juga memuat tentang hukum-hukum moral yang wajib ditaati oleh Bangsa Israel. Apakah tugas Yesus sehubungan dengan Hukum Taurat? Yesus sendiri menegaskan misinya: "Janganlah kamu menyangka, bahwa AKU datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena itu aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil dan mengajarkan demikian, ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Sorga" (Mateus 5: 17-19). Salah satu HUKUM TAURAT ialah tentang SUNAT. Sunat dalam Hukum Taurat dipandang sebagai satu perjanjian dengan Tuhan. Hal ini dapat kita baca dalam Perjanjian Lama. "Lagi firman Allah kepada Ibrahim: -Dari fihakmu, engkau harus memegang perjanjian-KU, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-KU, yang harus kamu pegang, perjanjian antara AKU dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatannya dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara AKU dan kamu" (Kejadian 17: 9-11). Sunat, yang dipandang oleh Tuhan sebagai tanda perjanjian antara Tuhan dan Ibrahim (serta keturunannya) telah dianggap sesuatu yang tidak ada gunanya oleh Paulus. "Sunat memang ada gunanya, jika engkau menaati Hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah sunat?" (Surat Paulus kepada orang Kristen di Rom 2: 25-26). Ternyata Paulus begitu pandai sekali memutar-balikkan kalimat. Bagaimana mungkin orang yang tak bersunat bisa dikatakan memperhatikan Hukum Taurat, jika Sunat itu sendiri merupakan suatu kewajiban dari Hukum Taurat? Kalau kita perhatikan ucapan Yesus di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa: Paulus akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Allah. Paulus dapat dianggap penyesat dari Hukum Taurat yang Yesus sendiri tidak berani merubahnya. Kita ambil contoh lain dari begitu banyak Hukum Taurat yang dilanggar oleh murid-murid Yesus sendiri, Hukum itu ialah tentang hukum hari Sabat. "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-KU harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara AKU dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Aku-lah TUHAN, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari Kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi Tuhan; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati" (Kejadian 31: l3-15). Hari Sabat dan segala kekudusannya yang sudah begitu tinggi ditegaskan oleh Tuhan sampai-sampai kepada siapa yang melanggar ancaman hukumannya adalah mati, telah dilanggar sendiri oleh para murid Yesus dengan memetik gandum pada hari Sabat (Mateus 12: 2). Akan kita menaruh hormatkah kepada mereka yang melanggar hukum Taurat padahal guru mereka sendiri mengatakan bahwa kedatangan-NYA bukan untuk merubah hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya. Kita kembali pada pertanyaan: Siapakah Penolong yang datang sesudah Yesus? Pauluskah? Sekarang kita sendiri dapat menjawab dengan tegas bahwa Penolong yang dimaksud oleh Yesus yang akan datang sesudah beliau adalah bukan PAULUS, karena Paulus telah menyelewengkan salah satu hukum Taurat tentang sunat yang oleh Yesus orang semacam Paulus dikatakan sebagai orang yang paling rendah dalam Kerajaan Allah. Kalau kita mau kembali ucapan Yesus: " dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," dan dapat kita baca, " selamatkanlah mereka dalam ajaran Allah, ajaran para nabi dan ajaran seorang penolong yang datang sesudah Yesus, " Pertanyaan siapakah penolong itu ternyata belum dapat kita jawab sekarang.
Setiap orang tentu menginginkan bahwa setelah kehidupan di dunia dia akan berpindah kekehidupan di akhirat yang membahagiakan, atau masuk surga. Kebahagiaan di surga sebagai suatu hal yang tak dapat diceriterakan dan dibayangkan oleh panca indera. Tentang hal in, Yesus menandaskan bahwa: "Aku berkata kepadamu sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk kedalam Kerajaan Surga. Sekali lagi AKU berkata kepadamu lebih mudah seekor unta masuk melalui tubang jarum daripada seorang kaya masuk kedalam Kerajaan Allah" (Mateus 19: 23-24). Kita melihat bahwa lembaga yang disebut Gereja lebih-lebih Gereja Katolik, secara nyata adalah suatu lembaga yang kaya. Kekayaan mereka nampak pada Gedung-gedung Gereja, Rumah, Sekolah milik mereka. Juga mobil-mobil mewah milik Gereja. Walaupun mereka berkata bahwa itu semua dibutuhkan demi charitatif (cinta-kasih), namun mereka toh tidak dapat menyembunyikan kekayaan mereka. Padahal Yesus sendiri menyuruh murid-muridnya supaya jangan membaws emas dan perak atau tembaga dalam ikat pinggang, jangan membawa bekal dalam perialanan, jangan membawa baju dua helai, kasut atau tongkat (Mateus 10:9-10). Sudah benarkah Gereja dalam menjalankan amanat Agung junjungan mereka, Yesus Kristus? Mereka mungkin akan berkata, bahwa setiap ayat Injil harus ditafsirkan dengan benar oleh kuasa Gereja. Tetapi apakah tafsirannya yang tepat jika dikatakan bahwa kita tidak boleh membawa emas, membawa perak dan sebagainya? Sesungguhnya semua orang di dunia ini dapat menjadi Kristen, jika saja Gereja percaya penuh kepada Yesus tanpa reserve. Apa yang diminta dengan penuh kepercayaan tentu akan diberi. "AKU berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah kedalam laut. Hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kami menerimanya." (Mateus 91: 21-22) Gereja ternyata tidak mempunyai iman yang mendalam kepada Yesus disamping dalam perjalanan sejarahnya membuat banyak perobahan-perobahan sendiri terhadap ajaran-ajaran Yesus. Itu pula sebabnya mengapa tidak semua orang di dunia ini memeluk agama Kristen.
Kepada siapakah sebetulnya Yesus diutus oleh Allah? Dalam Injil Yohannes 20: ayat 21, Yesus bersabda: "Sama seperti Bapa mengutus AKU, demikian juka sekarang AKU mengutus kamu." Luas perutusan Yesus kepada murid-murid-NYA adalah sama dengan luas perutusan yang diterima oleh Yesus dari Bapa. Jadi tidak mungkin Yesus mengutus murid-murid-Nya lebih luas dari perutusan-Nya sendiri yang diterima-Nya dari Bapa. Yesus dalam salah satu sabda-Nya pernah. bersabda bahwa Dia diutus hanya kepada domba hilang dari Bangsa Israeli. Rupanya Yesus-pun mengutus murid-murid-Nya hanya kepada Bangsa Israel saja. "Janganlah kamu menyimpang ke jalan Bangsa lain atau masuks ke dalam kota orang Samaria melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari pada Umat Israel" (Mateus 10: 5-6). Bahwa Yesus adalah Utusan Allah khusus untuk Bangsa Israel, menjadi lebih jelas lagi, ketika beliau menegaskan bahwa para murid-Nya yang berjumlah 12 orang itu akan duduk pada 12 tahta untuk mengadili orang Yahudi. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu pencitaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di tahta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku akan duduk juga di atas dua belas tahta untuk menghakimi dua belas suku Israel" (Mateus 19:28). Bagaimana ciri, Juru Selamat dunia yang dijanjikan oleh Allah? Juru Selamat itu bukan hanya diutus untuk sesuatu bangsa tertentu saja, akan tetapi haruslah dimaksudkan untuk seluruh Bangsa. Yang kepadanya bangsa-bangsa akan berharap, Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa (semua bangsa), bukan hanya kepada satu bangsa tertentu saja. Untuk ini maka Nabi Yesaya, tokoh Perjanjian Lama yang terkenal meramalkan: "Lihatlah, itu Hamba-KU yang KU-pilih, yang Ku-kasihi yang kepadanya jiwa-KU berkenan; Aku akan menaruh roh-KU keatas-Nya, dan ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa" (Mateus 12: 18). "Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap" (Mateus 12: 21). Sabda Yesus yang perlu juga kita perhatikan adalah yang tercantum dalam Injil Mateus 10:41: "Barang siapa yang menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima ubah nabi, dan barang siapa yang menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah sebagai orang benar." Kita kembali kepada pertanyaan pada pasal-pasal yang lalu: Siapakah Penolong yang dijanjikan oleh Yesus yang akan datang sesudah Yesus? Tentu seorang nabi, karena jelas bukan Paulus? Sekarang pertanyaan kita: "Siapakah nabi itu?" Kita belum tahu, tetapi pasti harus seorang nabi, utusan Allah. Yesus memang Juru Selamat, tetapi seperti apa yang pernah ditandaskan-Nya sendiri bahwa beliau datang untuk domba bangsa Israel yang hilang. Kalau Yesus sudah memberikan pertanyaan tentang dirinya dan murid-murid-Nya begitu jelas, apakah kita harus berkata bahwa Yesus dikirim Allah untuk semua bangsa? Dengan menyatakan hal itu maka berarti bahwa kita tidak menaruh hormat kepada beliau, baik selaku pribadi maupun selaku Nabi Allah yang besar. Kalau Yesus sendiri lebih senang memakai predikat: "Anak manusia," mengapa kita harus memaksakan dengan mengatakan bahwa beliau adalah: "Anak Allah?" Apakah Yesus sendiri tidak akan marah kalau diri-Nya disebut dengan cara yang tidak benar, walaupun predikat yang kita berikan kepadanya lebih tinggi? Pernah pada suatu waktu Bapak Presiden Soeharto begitu marah sekali ketika majalah "POP" menulis tentang silsilahnya dimana dikatakan bahwa sesungguhnya beliau adalah keturunan bangsawan, keturunan kraton. Artikel semacam itu kemudian dibantah sendiri oleh beliau, bahkan dianggap sebagai penghinaan; dalam kesempatan itu beliau menandaskan bahwa beliau hanya seorang anak petani biasa. Dengan menyebut Yesus sebagai Anak Allah, kita telah berbuat kesalahan yang besar, sebab Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah, bahkan sebutan itu ternyata berlaku untuk semua orang yang membawa damai seperti yang pernah kita singgung pada bab pertama tentang TRINITAS. Dengan menyebut sesuatu yang tidak benar yang menyimpang dari apa yang dikatakan Yesus sendiri berarti kita tidak menyambut Yesus sebagai Nabi Allah yang benar. Dan apakah Umat Kristen telah menyambut Utusan Allah sesudah Yesus dengan benar? Apakah Muhammad itu utusan Allah? Apakah ada bukti-bukti kenabian melekat pada diri beliau? Apakah Yesus juga menyebut hal itu? Semoga pasal yang terakhir dan uraian kami akan dapat menjawab pertanyaan di atas. Mungkin jawaban yang akan diperoleh tidak begitu memuaskan pada saat permulaan tetapi jika Saudara mau merenungkan, dan lebih-lebih mempelajari dari buku-buku yang bobot ilmlyahnya lebih tinggi dari ini; kami percaya bahwa Saudara akan mempunyai kepuasan yang Saudara harapkan. Semoga
Bangsa Yahudi/Israel mempunyai keyakinan bahwa Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dan juga keturunan Daud, hal ini berarti Juru Selamat Dunia adalah keturunan Ibrahim dari garis Ishak bukan dari garis Ismail. Tetapi ternyata keyakinan itu sendiri disangkal oleh Yesus sendiri. Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya: "Apakah pendapatmu tentang Mesias (Juru Selamat)?" "Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuhan-nya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuhan-ku: duduklah di sebelah kanan-Ku sampai musuh-musuh-Mu kutaruh dibawah kaki-Mu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuhannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Tidak ada seorangpun yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya" (Mateus 22: 41-46). Untuk mengklaim bahwa Juru Selamat Dunia adalah Bangsa Yahudi/Israel maka Mateus tidak segan-segan untuk memaksakan silsilah Yesus menjadi sedemikian rupa, sehingga Yesus menjadi "Anak Ibrahim, Anak Daud." Tetapi jika ada bukti bahwa Yesus memang benar Anak Daud, namun kenyataan ini tidak bisa membuktikan bahwa Dia adalah Mesias, karena terhadap itu Yesus bahkan telah membantahnya. Yesus memang Mesias tetapi hanya untuk Bangsa Israel saja. Pada suatu hari Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Menurut kamu, siapakah Aku?" Jawab Petrus: "Messias dari Allah." Dalam sejarah umat manusia telah beberapa saja Tuhan mengirim Nabi kepada Bangsa Israel, tetapi ternyata seperti Yesus sering-kali ucapkan bahwa Bangsa Israel adalah bangsa yang tegar hati; maka untuk itulah kiranya Tuhan mengirim Nabi Bangsa Israel, Nabi yang terbesar dari nabi-nabi sebelumnya agar bangsa Israel menjadi selamat. Jadi Yesus memang Juru Selamat Bangsa Israel. Kita tidak boleh menyangkal kenyataan ini, sebab setiap orang yang mengakui Yesus di depan manusia akan diakui juga oleh Yesus di hadapan Tuhan, dan barang siapa yang menyangkal Yesus di hadapan manusia akan disangkal Yesus dihadapan Allah. (Mateus 10: 32-33). Alhamdulillah, Umat Islam bukan termasuk Umat yang menyangkal Yesus Umat Islam mengakui bahwa beliau adalah Utusan Allah, Nabi Besar dari deretan Nabi-Nabi sebelumnya. Rupanya karena Bangsa lsrael memang merupakan bangsa yang tegar hati sampai-sampai Yesus bersabda: "Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan Allah" (Mateus 21: 43) Bangsa apa yang dimaksud oleh Yesus? Janji Tuhan akan tetap terlaksana. Demikian juga janji Tuhan kepada Ibrahim. Ibrahim mempunyai dua orang anak, yaitu Ishak dan Ismail. Keduanya menurunkan bangsa yang besar, ialah Bangsa Israel dan Bangsa Arab. Jadi jika Kerajaan diambil dari bangsa Israel, maka akan lebih mudah masuk pada akal jika kemudian diserahkan kepada Bangsa Arab. Jadi akan masuk diakal jikBa Juru Selamat Dunia akan lahir dari Bangsa Arab, yakni keturunan Ibrahim dari garis Ismail. Apakah hal ini mungkin? Dalam Mateus 21: 42 dan juga Mazmur 118: 22-23, kita membaca: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru; hal itu terjadi dari fihak Tuhan suatu perbuatan ajaib di mata Kita. Apakah yang dimaksud batu yang dibuang itu? Dan apakah yang dimaksud dengan batu penjuru? Atas anjuran dari Sarah: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya!" (Kejadian 21 : 10) maka Ibrahim lalu membuang Hagar dan Ismail. Bukankah hal itu jelas bagi kita, bahwa keturunan Ibrahim dari garis Ismail telah dibuang oleh Ibrahim sendiri sebagai tukang bangunan? Apakah batu penjuru itu? Kita tahu bahwa semua orang Islam yang bersembahyang menghadap kepada penjuru yang samas yakni Ka'bah. Kita kembali kepada pertanyaan "Siapakah Penolong yang dijanjikan oleh Yesus yang datang sesudah beliau?" " dan baptislah mereka demi nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mateus 28: 19), yang dapat kita artikan: " dan selamatkanlah mereka demi nama Tuhan, dengan ajaran para Nabi dan lebih-lebih ajaran Nabi sesudah Yesus " Siapakah Nabi sesudah Yesus? Ia adalah batu yang di buang oleh tukang bangunan dan sekarang menjadi batu penjuru. Ia tentu harus keturunan Ismail. Siapakah dia? Jawab-nya tidak ada dua: Muhammad! Apakah Muhammad juru selamat dunia? "Ya, pasti."
Awesome
ReplyDelete