DIALOG ISLAM VS KRISTEN PART 10
KH. BAHAUDIN MUDHARI VS ANTONIUS WIDHURY
SAMBUTAN PADA MALAM SELAMATAN
SDR. ANTONIUS MUSLIM WIDURI
Ass. Wr.
Wb.
Bapak Kyai
Bahaudin Mudhary dan saudara-saudara yang kami muliakan, saudara-saudara yang
telah ikut serta menyaksikan pertemuan (diskusi) antara bapak Kyai Bahaudin
Mudhari dengan kami, antara seorang Islam dan Kristen Roma Katolik yang telah
berlangsung selama beberapa malam yang diakhiri masuknya saya dalam agama Islam,
ajaran agama Allah SWT. Yang Maha Tunggal, menjadi penganut ajaran Nabi Muhammad
SAW, maka dengan ini kami menyatakan syukur ke hadirat Allah SWT. Dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada bapak Kyai Bahaudin Mudhary
yang memberikan waktunya selama beberapa malam, yang membawa manfaat kepada kita
bersama.
Disamping
itu kami harus mengakui pula, selama diskusi berlangsung dengan tertib dan
lancar, kami merasa kagum atas keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan
dari bapak Kyai Bahaudin Mudhary.
Kagum kami
rasakan oleh karena beliau hafal diluar kepala tentang ayat-ayat Bibel dan
logika yang digunakan oleh beliau adalah logika debat, jujur dan obyektif dan
didikuti pula penjelasan-penjelasan ilmiah yang kesemuanya itu tak mungkin
ditolak oleh akal dan jiwa yang sadar untuk membuktikan kesadaran lahir dan
batin, mengetuk dan membuka jiwa kami dan akhirnya membawa keyakinan kami kepada
agama Islam.
Saudara-saudara menyaksikan sendiri, bahwa kami menjadi pemeluk dan
penganut agama islam, adalah bukan karena paksaan, bukan karena pengaruh dari
dari siapapun, bukan karena tekanan, bukan karena keadaan, bukan karena ada
maksud yang lain dan bukan karena ajakan, diminta atau meminta, melainkan adalah
dari hasil pertemuan, pertumbuhan dari hasil diskusi dengan tujuan mencari
kebenaran dan keyakinan beragama.
Kebenaran
dan keyakinan beragama yang kami miliki sekarang ini, adalah hasil dari
penelitian dan penyelidikan serta pertimbangan-pertimbangan dari hasil diskusi
yang menggunakan waktu tidak sedikit berlangsung beberapa malam lamanya. Dan
disamping itu pula kami menggunakan kitab-kitab agama maupun kitab-kitab lainnya
dan majalah-majalah yang senantiasa memuat artikel-artikel tentang agama
Kristen, yang ikut membantu kami dalam meneliti ajaran ajaran agama Islam, bukan
karena ikut-ikutan melainkan dengan penyelidikan,penelitian dan
pertimbangan-pertimbangan dengan mempergunakan waktu yang tidak sedikit
sebagaimana saudara-saudara telah menyaksikan sendiri. Malah bagi
saudara-saudara yang mengikuti "diskusi" dari muali sampai pada malam ini,
saudara-saudara menyaksikan sendiri betapa gigihnya kami mempertahanakan
keyakinan kami selaku pemeluk agama Kristen Roma Katolik dalam pertemuan itu.
Namun kegigihan kami itu lama-lama menjadi pudar setelah dikikis sedikit demi
sedikit oleh bapak Kyai Bahaudin Mudhary. Beliau hanya menggunakan kitab Bibel
untuk menghadapi sanggahan-sanggahan kami. Namun akhirnya kami sendiri yang
menyerah. Tidak salah kalau beliau pernah menyinggung dengan ucapan "senjata
makan tuan." Kami akhiri sampai disini saja dan selanjutnya kami mohon dengan
hormat, sudi bapak-bapak dan saudara-saudara memberikan bimbingan kepada kami
yang masih hijau dalam ajaran-ajaran Islam.
Dengan
bimbingan bapak-bapak dan saudara-saudara itu pasti akan membawa kami menjadi
pemeluk agama Islam yang setia, taat, taqwa sehingga kelak dihadapkan Alloh
SWT.
Sekali
lagi kami menghaturkan terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
SAMBUTAN H. BAHAUDIN MUDHARY
Ass. Wr.
Wb.
Saudara-saudara, Kami bersyukur kehadirat Alloh SWT. diikuti panjatan
do'a semoga saudara Antonius Muslim Widuri selaku pemeluk Islam menambah ilmu
pengetahuan tentang keislaman sehingga dapat juga ikut serta melakukan da'wah
Islamiyah di kemudian hari.
Kami
menyatakan terima kasih kepada:
-
Saudara Markan dengan keikhlasannya mendampingi saudara Antonius Muslim Widuri memberikan penjelasan-penjelasan selama diskusi berlangsung. Dan disamping itu, saudara Markan dengan foto tustelnya telah mengabadikan diskusi ini selaku kenang-kenangan.
-
Saudara Abd. Latif, Stenograf berijazah, yang telah mencatat, membuat weslag, naskah,sejak dari mula pertama kali hingga diskusi ini berakhir.
-
Saudara Suroto yang memberikan bantuannya berupa tape recorder.
-
Saudara-saudara pengurus Yayasan Pesantren Sumenep dan saudara-saudara yang telah menyaksikan walaupun diskusi ini sengaja kami tidak dengan undangan malah oleh kami direncanakan dengan cara bersembunyi (tertutup), hanya pertemuan biasa pribadi dengan pribadi saja, akan tetapi oleh karena saudara-saudara mungkin mendengar selentingan kabar lalu ingin menyaksikan. Syukur diskusi ini berlangsung dengan lancar dan tertib, disebabkan bantuan saudara-saudara.
-
Saudara A. Zainudin dengan ikhlas telah menyediakan tempat dan sekedar penawar haus.
-
Saudara A. Rofiq dan saudara Muhd. Nawir Rasyidi dengan ikhlas pula telah menyediakan santapan sekedar selamatan.
Semoga
amal-amal saudara yang kami sebutkan, dikaruniai ganti lipat ganda dari Alloh
SWT. Amin.!
Saudara-saudara, perasaan kami sulit dilukiskan dengan kata-kata,
namun perasaan itu tetap tinggal di dalam badan rasa (gevolehslichaam) tak
mungkin lenyap dan dilenyapkan.
Saudara-saudara, merubah kepercayaan, merubah keyakinan hidup
seseorang bukan pekerjaan enteng. Akan tetapi bukan pekerjaan mustahil untuk
diusahakan. Karena yang mustahil itu tidak mesti mustahil untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Akan tetapi usaha semacam itu membutuhkan tidak sedikit
ketabahan dan kesabaran,tidak sedikit energi, tidak sedikit pengorbanan.perasaan
dan waktu. Sebab usaha dalam hal itu Alloh melarang paksaan, namun Alloh SWT.
selalu menganugrahkan karunia dan petunjukNya atas hamba yang
dikehendakiNya.
Selanjutnya kita harus selalu menyadari untuk memupuk toleransi
agama. Kita tidak mempersoalkan "mayoritas" atau "minoritas" di bidang agama,
melainkanperanan kita ialah di bidang "dakwah" dengan segala macam corak dan
bentuk yang dibenarkan oleh hukum yang berlaku.
Setiap
individu masyarakat, bangsa yang memperuncing perbedaan agama dalam lingkungan
maupun di dalam negara, akan senantiasa mengalami kesulitan didalam seluruh
bangsa itu sendiri.
Dulu
Pemerintah kolonial Belanda sangat meperhatikan toleransi, sehingga ke daerah
yang kuat keislamannya, pemerintah Kolonial tidak memberikan izin masuk agama
Kristen baik Katolik maupun Protestan, padahal Ratu Belanda adalah Protestan dan
Pemerintah Belanda kerap kali dipegang oleh orang Katolik. Presiden Soeharto
(ketika masih menjabat Presiden) dalam pidato kenegaraan pada tgl 17 Agustus
1967 antara lain beliau berkata: "Bangsa Indonesia sungguh-sungguh merasa
bahagia,bahwa kita mempunyai tradisi yang baik mengenai toleransi agama
ini."
Semoga
dicukupkan sekedar sambutan kami ini.
Wass. Wr.
Wb.
Comments
Post a Comment