DEBAT ANISH SOROSH VS AHMED DEEDAT PART 5
MASIH Mr. AHMEED DEEDAT MENANGGAPI
Di dalam
bukunya yang berjudul "Al-Masih Al-Mutaharrir" (Mesias Yang Merdeka), mungkin
beliau lupa, akan tetapi saya membawa buku itu. Maaf, maksud saya buku
"Al-Falisthini Al-Mutaharrir" (Palestina Merdeka). Pada bagian belakang sampul
buku tersebut anda dapat melihat gambar bintang Daud, saya tidak mengerti,
apakah yang dimaksud di situ adalah bebas dari orang-orang Yahudi atau dari
apa?
Pada
halaman ke delapan dari buku itu beliau mengatakan:
"Wahai
Bapa di Sorga yang penuh cinta kasih, aku bersyukur kepadamu atas segala
keajaiban yang telah Engkau jadikan di dalam kehidupanku, dan keajaiban yang
paling besar adalah bahwa Engkau mencintaiku hingga Engkau mati
untukku."
Ungkapan
ini ada di dalam sejarah gereja, dan sebagai seorang Doktor, saya yakin saudara
Shorosh dapat membuktikan hal itu. Ungkapan tersebut adalah mitos klasik yang
disebut dengan nama Baterbatsaniyah, atau Munariyatsayaniyah, atau
Siliyaniyah. Anda tidak perlu bingung dengan istilah-istilah ini, sebab
ia tidak lebih dari sekedar mitos-mitos klasik yang muncul dari gereja sejak
lebih dari seribu tahun silam. Dan, Yesus telah menentang mitos ini, Ia
mengatakan:
"9.
Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu bapamu,
yaitu Dia yang di sorga. (Matius, 23:
9).
Yesus
adalah manusia yang berjalan di muka bumi ini, dan dia telah bersaksi atas
Petrus tersebut di dalam kitab Kisah Para Rasul:
"22.
Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus
dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu
dengan kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan
oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu
tahu.
(Kisah
Para Rasul, 2: 22).
Dengan
demikian jelaslah bahwa Yesus sama sekali tidaklah memiliki kemampuan untuk
melakukan keajaiban-keajaiban, akan tetapi Allah-lah yang telah melakukan
keajaiban-keajaiban tersebut kepadanya, maka dia bukanlah
Bapa.
Yesus
berkata kepada orang-orang Yahudi:
"37.
Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku, Kamu tidak pernah
mendengar suaraNya, rupa-Nya pun tiduk pernah kamu lihat. (Yohanes, 5:37).
Orang-orang Yahudi pada waktu itu
melihat Yesus dan mendengar perkataannya.
Benar
bahwa mereka tidak mempedulikan risalahnya, akan tetapi mereka telah mendengar
perkataannya. Tidak semua orang Yahudi itu tuli, buktinya mereka memberi respon
terhadap risalahnya, mereka mendengarnya, melihatnya, dan mereka ingin
merajamnya, hingga Yesus pun lari dari mereka dan bersembunyi di suatu tempat,
sebagaimana yang disebutkan sendiri oleh Bible. Dengan demikian, maka sangat
tidak masuk akal jika Yesus dikatakan sebagai Tuhan, juga sangat tidak masuk
akal jika dia dikatakan sebagai Allah.
Di dalam
Bible juga disebutkan tanda-tanda tentang segala sesuatu selain Allah,
sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur`an: "Tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia." Artinya bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat anda pikirkan atau
khayalkan sebagai zat yang menyerupai Allah. Di dalam al-Qur`an, disebutkan
sembilan puluh sembilan nama-nama Allah Yang Mulia, seperti Yang Maha Mulia,
Yang Maha Penyayang, Yang Maha Adil, Yang Maha Suci, dan lain sebagainya. Akan
tetapi Allah bukanlah nama yang ini atau yang itu.
Di dalam
Bible juga dijelaskan tentang hal serupa.
Di dalam
kitab Ayub disebutkan:
"2.
"Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di
hadapan Allah?" (Ayub, 9:
2).
Artinya;
bagaimana mungkin kita dapat membandingkan antara manusia dengan Tuhan?
Bagaimana mungkin kita dapat mensucikan seseorang yang dilahirkan wanita? Setiap
manusia yang dilahirkan oleh wanita, sangat tidak pantas untuk dibandingkan
dengan Allah; baik itu Musa, atau Yesus, atau Muhammad, atau Rama, atau Krisna,
atau Budha.
Setiap
manusia yang dikandung di dalam perut ibunya selama sembilan bulan, tidak
mungkin menjadi Tuhan! Inilah yang dikatakan Taurat.
"5.
Sesungguhnya, bahkan bulan pun tidak terang, dan bintang-bintang pun tidak cerah
di mata-Nya. (Ayub, 25:
5).
Apa itu
bulan? Apa itu bintang-bintang? Keduanya bukanlah sesuatu bagi
Allah!.
Orang-orang nasrani mengatakan:
"Yesus dilahirkan oleh seorang wanita, itu benar, akan tetapi kelahirannya
adalah mukjizat." Kita sepakat dengan hal itu.
Di dalam
Bible, disebutkan:
"6. Lebih- lebih lagi manusia, yang
adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!" (Ayub, 25: 6).
Apabila
matahari, bulan, dan bintang-bintang saja sama sekali tidak berarti apa-apa bagi
Allah! Lalu siapa manusia? Siapa saya, anda, dan kita semua?
"6. Lebih- lebih lagi manusia, yang
adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!" (Ayub, 25: 6).
Tahukah
anda apa itu berenga! Akan lebih baik jika anda mencari maknanya di dalam
kamus-kamus bahasa! Berenga adalah ulat-ulat yang ada pada manusia yang telah
mati. Kita semua adalah berenga, dan anak manusia adalah seekor ulat. Siapakah
seeokor ulat itu? Ia adalah Yesus Mesias!. Ayat di atas adalah penjelas yang
sangat gamblang apabila masih ada keraguan di dalam hati kalian bahwa Yesus
merupakan pengecualian di dalam konteks ayat tersebut. Allah telah mengatakan
kepada kalian: "Bahwa Dia tidaklah demikian". Di dalam Perjanjian Baru, Yesus
disebutkan sebanyak 83 kali dengan ungkapan sebagai anak
manusia:
"Yesus
berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi
anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya. " (Matius, 8: 20).
Sebagaimana Yunan (Yunus) dapat
berada selama tiga hari tiga malam di dalam perut ikat paus, maka anak manusia
hanya dapat berada di perut bumi selama tiga hari tiga malam.
Sedangkan
tentang anak Allah, hanya ada disebutkan sebanyak 13 kali.
Apabila
anda bertanya kepada siapa pun dari kaum missionaris nasrani, siapakah anak
manusia? Dia pasti akan menjawab: "Anak manusia adalah Yesus", ia tidak akan
kembali menjadi berenga! Sedang kita adalah yarqaat, lebih hina daripada
ulat. Dengan kata lain, janganlah kalian berangan-angan, sebab segala sesuatu
yang dilahirkan oleh seorang wanita adalah berenga!!
Di dalam
Injil Lukas disebutkan bahwa, setelah usia Yesus mencapai delapan hari, maka
mereka pun mengkhitannya. Apakah ada Allah yang dikhitan?!!
(Para
hadirin pun bertepuk riuh)
Saya
harap anda dapat menjaga ketenangan sebagaimana yang diharapkan oleh moderator
sebelumnya!
"Dan ketika genap dalapan hari dan la
harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum la dikandung ibu-Nya. " (Lukas, 2:
21).
Siapakah
orang yang berada di dalam perut ibunya? Ia adalah Yesus. Bagaimana ia keluar
dari perut itu? Sama seperti keluarnya saya dari perut ibu saya, dan anda dari
perut ibu anda. Lalu siapakah Allah?!!
Apabila
ada salah seorang dari kita yang berprofesi sebagai seorang suster, mungkin anda
akan berpikir, bagaimana mungkin anggapan seperti ini telah ada sejak lebih dari
seribu tahun di dalam Ishthabal, ketika Maryam berusaha untuk melahirkan seorang
anak? Apakah akan terpikir oleh anda, walau sejenak, bahwa anak yang dilahirkan
tersebut adalah seorang Tuhan?! Astagfirullah.
Rasio
kita tentu akan menafikan pemikiran seperti ini. Apalagi anak yang dilahirkan
itu telah membuat ibunya bernajis selama empat puluh hari, seperti yang
disebutkan di dalam Bible.
Inikah
yang disebut sebagai Tuhan Yang Suci?! Tidak, ia adalah anak manusia yang
dikandung di dalam perut ibunya selama sembilan bulan, sama seperti saya, dan
anda.
Para
pengikut Angelisme yang ada di Inggris saat ini, jauh lebih rasional daripada
para pengikut Injil. Dalam jajak pendapat para pastur yang diadakan pada bulan
Juni tahun lalu di Amerika, lebih dari separuh pastur yang hadir pada saat itu
mengatakan:
"Umat
Nasrani tidak diwajibkan untuk berkeyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan" jika
demikian, maka setelah hari ini anda tidak memiliki kewajiban untuk berkeyakinan
bahwa Yesus adalah Tuhan. Apabila kesimpulan saya dan anda ada pada titik ini,
maka ini adalah kesimpulan anda sebagai seorang nasrani Anda berkeyakinan bahwa
Yesus wajib mati sebagai seorang Tuhan, tidak sebagai seorang manusia. Dengan
alasan bahwa tidak mungkin seorang manusia dapat memikul beban dosa seluruh alam
dengan kematiaannya di atas tiang salib.
Kami
mengatakan bahwa pada hakikatnya mereka tidaklah membunuhnya, dan tidak pula
menyalibnya. Dan tentang hal ini, kami telah menjelaskannya secara rinci pada
bulan Juni kemarin, karenanya di sini kami tidak akan membahasnya
kembali.
Allah
telah mati. Apakah anda benar-benar yakin bahwa Allah telah
mati?!
Bukankah
kalian sendiri mengatakan bahwa Allah itu kekal? Jika ia mati, lalu apa yang
akan terjadi pada makhluk-makhluk-Nya? Anda tahu bahwa listrik yang ada dalam
ruangan ini berasal dari satu mesin pembangkit listrik, apabila terjadi
kerusakan pada mesin tersebut apa yang akan kita lakukan di sini? Acara akan
berakhir, dan kita semua diliputi oleh kegelapan.
Apabila
cahaya Allah telah padam, lalu siapa yang akan mengatur perkara-perkara alam,
siapa yang akan memudahkannya selama tiga hari tiga malam ketika ia berada di
dalam kubur, seperti yang anda katakan, siapa yang akan mengendalikan alam
selama masa itu?
Saya
katakan bahwa Yesus sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah
Tuhan, dan dia juga tidak pemah mengatakan kepada seorang manusia pun, sembahlah
aku! Sebaliknya, ia justru mengatakan: "Bapaku lebih mulia dariku". "Bapaku
lebih mulia dari segala sesuatu". "Aku tidak dapat melakukan sesuatu pun dengan
diriku, namun Allah dapat melakukan segala sesuatu".
Saudara
Shorosh mengatakan: "Allah dapat menjelma sebagai manusia, karena ia dapat
melakukan segala sesuatu." Saya katakan: "Allah tidak dapat melakukan itu",
apakah dengan demikian saya telah mengingkari kemampuan Allah?
Tidak.
Saya menantang siapa saja, untuk membuktikan kepada saya bahwa Allah mampu untuk
menciptakan Tuhan yang lain. Sebab Allah bukanlah makhluk, Dia adalah Tuhan, Dia
dapat menciptakan makhluk, bukan Tuhan. Dia Maha Kekal, Tidak Berawal dan Tidak
Berakhir, dan tidak dapat menciptakan Tuhan lain yang Kekal seperti
Dia.
Inilah
hukum rasionalitas yang normal.
Allah
tidak dapat menciptakan Tuhan yang lain. Lalu apakah mungkin Allah dapat
menciptakan Bapa lain sehingga ada dua Bapa, kemudian menciptakan serentetan
Bapa-bapa. Dengan demikian dapat saya katakan bahwa rasionalitas anak-anak bibi
saya, orang-orang India sana, jauh lebih baik lagi. Sebab mereka beriman dengan
banyak Tuhan, dimana menurut mereka bahwa segala sesuatu memiliki Tuhan
tersendiri. Mengapa anda tidak menggunakan rasio anda saat anda mengecualikan
seorang makhluk sebagai Tuhan? Mengapa Tuhan itu tidak banyak, padahal di dalam
Bible disebutkan bahwa anak-anak itu banyak, dan anak-anak itu adalah
Tuhan?.
Allah
tidak dapat mengeluarkan saya dari kekuasaan-Nya. Adakah tempat di alam ini yang
berada di luar kekuasaan-Nya, sehingga Dia dapat mengeluarkan saya dari wilayah
kekuasaan-Nya, pernahkah anda berpikir demikian? Kemana Dia akan meletakkan
saya?
Allah
dapat melakukan segala sesuatu, akan tetapi ia tidak akan melakukan sesuatu apa
pun kecuali perkara-perkara keTuhanan. Karena Allah tidak mungkin berbuat
sia-sia.
Saya
tidak yakin bahwa saudara Shorosh datang kemari untuk sekedar berbual atau
mengatakan hal-hal yang sia-sia. Anda juga tidak yakin bahwa saya datang kemari
untuk melakukan hal itu. Apakah mungkin orang yang telah menempuh beribu-ribu
mil dari Afrika, dan orang yang telah menempuh beribu-ribu mil dari Amerika,
datang kemari hanya untuk mengatakan hal-hal yang sia-sia? Menurut anda, apa
yang kami ingin dengan semua ini? Jika ada seseorang yang mengatakan: "Tuan
Deedat dan Shorosh datang kemari untuk berjoget bersama di hadapan kita", apakah
anda akan percaya? Jika anda menyampaikan perkataan itu kepada orang lain,
apakah mereka akan percaya? Jelas anda akan mengatakan: "Kami tidak yakin, bahwa
kedua orang yang taat beragama tersebut datang kemari untuk berjoget
bersama".
Allah SWT
hanya melakukan perkara-perkara keTuhanan, bukan perkara-perkara yang tidak
berhubungan dengan keTuhanan. Yesus berkata:
"Tetapi jika Aku mengusir setan
dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah datang kepadamu."
(Lukas, 11: 20).
Ia juga
berkata:
"Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah
sudah datang kepadamu." (Matius, 12: 28).
Kekuasaan
yang kita bicarakan adalah kekuasaan yang mampu untuk melakukan ini dan itu,
kekuasaan yang mampu untuk mengampuni dosa-dosa.
Tanyakanlah, dari manakah ia
mendapatkan itu? Ia akan menjawab:
"Yesus
mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi. " (Matius, 28:
18).
Jika
demikian maka semua itu bukanlah kekuasaannya, akan tetapi Bapa yang di
langitlah yang telah memberikan kekuasaan itu kepadanya. Dia telah memberikan
kepadanya kekuasaan untuk dapat menyembuhkan penyakit bisu dan kusta, dapat
menghidupkan orang yang mati, dan dapat membunuh seribu babi, seperti yang
disebutkan di dalam Bible.
Dia juga
memiliki kekuasaan untuk mengeringkan pohon tiin dari akarnya dan dapat
menenangkan badai topan di lautan. Dan manakah semua kekuasaan itu datang
kepadanya? Dari Allah!! Jika demikian, maka kemuliaan itu hanva milik
Allah.
Salah
seorang dan mereka telah menunjukkan hasil telaahnya di dalam perjanjian baru,
yaitu ketika Yesus melakukan salah satu keajaiban, ia mengatakan: "Kemuliaan
hanya milik Allah, Dialah yang telah memberikan kekuasaan itu kepada
manusia."
Saudara
Shorosh mengatakan: "al-Qur'an alKarim sendiri ada yang menyebutkan bahwa Yesus
mengetahui kapan datangnya hari kiamat." Menurut saya, ini hanya anggapan
beliau. al-Qur'an ada di sini, di hadapan anda sekalian. Anda dapat membuktikan
kebenaran apa yang saya katakan. Saya harap, dalam kesempatan yang ke dua nanti
saudara Shorosh bersedia menunjukkan kepada kita, di ayat mana al-Qur'an ada
menyebutkan tentang hal itu.
Sedangkan
Bible sendiri menentang statement beliau tadi. Di dalam Injil Markus disebutkan:
"Tentang hari dan kiamat itu, maka
tidak ada seorang manusia paa yang mengetahuinya, baik para malaikat yang ada di
langit, maupun Tuhan Anak, kecuali Tuhan Bapa."
Artinya;
menurut ilmuku, kekuasaanku tidaklah seperti kekuasaan Allah, dan aku tidaklah
seperti Dia. Inti permasalahannya adalah dimanakah Yesus pernah mengatakan: "Aku
adalah Allah, atau sembahlah Aku, atau Aku dan Allah adalah satu." Adakah di
antara para hadirin sekalian, khususnya yang beragama nasrani, yang dapat
menunjukkan kepada saya ayat yang mengatakan bahwa Yesus pernah berkata: "Aku
dan Allah adalah satu?!!
Salah
seorang hadirin berdiri dan berkata: "Saya akan tunjukkan kepada anda. Dalam
Yohanes, pasal 14 ayat 6.
Syeikh
Deedat berkata: "Apa bunyi ayat dalam pasal 14?"
Ia
menjawab: "Ayat itu mengatakan: "Aku dan Allah satu".
Syeikh
Deedat menjawab: "Baik, penyebutan tentang letak ayat tersebut tidak benar,
sebab ayat tersebut terdapat di dalam pasa114 ayat 6, akan tetapi penukilan yang
disampaikan benar. Letak yang benar untuk ayat tersebut adalah pada pasal 10
ayat 30 dari Injil Yohanes.
(Para
hadirin pun bertepuk tangan riuh)
Comments
Post a Comment