DIALOG ISLAM VS KRISTEN PART 9
KH. BAHAUDIN MUDHARI VS ANTONIUS WIDHURY
MASUK ISLAM
BM: Pertemuan kita sudah berlangsung beberapa kali dan berjalan lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini, apakah masih ada pertanyaan-pertanyaan saudara yang akan diajukan.
AW: Sejak siang tadi, saya telah pikirkan dan
pertimbangkan secara mendalam tentang hasil-hasil pertemuan kita yang
menimbulkan kesadaran saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih agama
yang mana yang harus saya ikuti.
BM: Alhamdulillah, kalau saudara sudah dapat
menentukan sendiri. Jadi bagaimana kepercayaan saudara sekarang ini terhadap
Trinitas (Tuhan Bapak, tuhan Anak dan Ruhul Kudus).
AW: Memang soal inilah yang sedang saya renungkan
sejak tadi siang, oleh karena saya masih merasa terikat oleh satu "Patokan" yang
hingga saat ini belum dapat saya pecahkan. Padahal keterangan bapak sangat
memuaskan sejak semula kita bertemu.
BM: Sekiranya saudara tidak berkeberatan, cobalah
saudara terangkan. Mungkin saya dapat membantu saudara.
AW: Ialah soal Trinitas. Soal ini masih berbekas
dalam jiwa saya.
BM: Baiklah, saudara terangkan
saja.
AW: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu
walaupun tersusun dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya Tunggal juga.
Karena yang satu tidak dapat terpisah dengan yang lain. Persoalan inilah yang
masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain, mengenai
ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al-Qur'an, Kebenaran Nabi Muhammad
selaku utusan tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Bibel dan
keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan bapak yang berdasarkan fakta
objektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya
menyerah.
BM: Baiklah, lanjutkan.
AW: Tetapi soal Trinitas itu masih terlukis saja
dalam keyakinan saya. Sehingga belum dapat secara bulat (ikhlas) bagi saya untuk
mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa penjelasan-penjelasan yang cukup
luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.
BM: Jadi yang tiga oknum itu, saudara masih
mempercayai bahwa ketiga-tiganya itu adalah Tuhan semuanya.
AW: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai
tipis.
BM: Jadi Tuhan Bapak itu Tuhan?
AW: Ya.
BM: Tuhan Anak, Yesus, apakah
Tuhan?
AW: Ya.
BM: Apakah Rohul Kudus juga
Tuhan?
AW: YA, semuanya tiga tetapi tetap satu
(tunggal), seperti telah saya terangkan tadi. Supaya lebih jelas, saya buatkan
misal.
BM: Baiklah, silahkan saudara buatkan
misal.
AW: Bapak sekarang sedang menghisap
rokok
BM: Ya sekarang sedang merokok. Saudara-saudara
yang hadir melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.
AW: Rokok yang bapak isap itu, terdiri dari tiga
susunan ialah: Batang Rokoknya, Apinya, Merah api pada rokok
BM: Ya betul, teruskan.
AW: Batang rokok, apinya dan merahnya itu menjadi
satu juga walaupun terdiri dari pada 3 susunan, akan tetapi pada hakekatnya satu
juga, ialah rokok, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan berpadu menjadi
satu (tunggal). Demikian juga halnya dengan Trinitas itu.
BM: Misal atau perumpamaan yang saudara berikan
walaupun dianggap benar, tetapi tidak tepat.
AW: Jadi bagaimana, saya minta dibantah kalau
tidak tepat.
BM: Saya tidak akan membantah, malah saya hargai
pendapat saudara itu. Saya hanya ingin bertanya mengenai perumpamaan yang
saudara kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta diberi jawaban yang
tepat.
AW: Baik, semoga saya bisa
menjawabnya.
BM: Tadi saudara memberikan perumpamaan tentang
rokok dalam hal persamaan dengan Trinitas.
AW: ya, betul begitu.
BM: Saya ingin bertanya, dan saya sekarang sedang
merokok. Apakah batang rokok ini, rokok-kah atau bukan.?
AW: Ya. Betul batang rokok
BM: Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau
bukan?
AW: Bukan.
BM: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah
atau bukan?
AW: Bukan.
BM: Nah, sekarang saya tanyakan lagi: Apakah
Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan?
AW: Ya, betul Tuhan.
BM: Apakah Anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (Tuhan
bapak) atau bukan?
AW: Bukan
BM: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau
bukan?
AW: Mestinya bukan juga.
BM: Kalau saudara mengatapan apinya rokok itu
bukannya Rokok dan merahnya rokok ini bukan rokoknya, maka jelaslah bahwa Yesus
itu bukan Tuhan dan Rohul Kuduspun bukan Tuhan.
AW: Ya,
BM: Kecuali sekiranya saudara ada menyebutkan:
Apinya rokok ini adalah rokok, maka adalah saudara berkata: Yesus itu adalah
Tuhan dan Rohul Kudus itu pun Tuhan juga.
AW: Ya, betul tepat sekali jawaban
bapak.
BM: Sekarang bagaimana kepercayaan saudara,
apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.
AW: Bukan!
BM: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau
bukan.
AW: Terang bukan Tuhan!
BM: Kalau begitu masihkah saudara berkeyakinan
terhadap Trinitas.
AW: Sudah Lenyap!
BM: Kalau sudah lenyap, lantas
bagaimana?
AW: Ya, keyakinan saya sekarang, hanya ada SATU
TUHAN.
BM: Jadi saudara mempercayai bahwa TUHAN
TUNGGAL?
AW: Seharusnya demikian; saya percaya bahwa Tuhan
itu Tunggal, Tidak ada Tuhan yang lain lagi.
BM: Yang dimaksudkan Tuhan oleh saudara, apakah
Tuhan Allah atau bagaimana?
AW: Tentu saja Tuhan ALLAH
BM: Pada pertemuan yang lalu, saudara telah
mengaku kebenaran Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah.
AW: Ya, saya tidak berdusta
BM: kalau begitu saudara telah mengakui bahwa:
"Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah Utusan
Allah."
AW: Betul, saya mulai saat ini masuk Islam,
menjadi penganut Agama Islam, dan termasuk ummatnya Nabi muhammad
SAW.
HADIRIN
DENGAN SUARA SERENTAK: Alhamdulillah, Alhamdulillah, saudara Antonius sekarang
menjadi saudara kita.
BM: Saudara yang hadir ikut menyaksikan sendiri,
bahwa pada malam ini tangal 18 Maret 1970 jam 10.15 menit malam, saudara
Antonius telah masuk Islam.
HADIRIN:
Kami telah menyaksikan.
BM: Saya minta saudara Antonius membacakan
"Kalimah Syahadah," saya bacakan dulu lalu saudara diharap mengikutinya
menyebutkan pengakuan.
"Asyhadu
Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah."
Tahukah
saudara artinya?
AW: Ya, tetapi sebaiknya saya minta dituntun
membacanya, pertama-tama bapak, supaya tidak keliru. "Saya menyaksikan bahwa
sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya mengaku sesungguhnya Nabi
Muhammad adalah Pesuruh Allah."
BM: Betulkah saudara-saudara yang
hadir?
HADIRIN:
Betul. Cukup, sudah sah Islamnya.
BM: Marilah kita bersama-sama berdo'a dan
memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT dan diharap saudara Antonius dan
saudara-saudara yang hadir semuanya mengucapkan Amien. Setelah doa dibacakan,
saya harap saudara-saudara yang hadir berjabatan tangan dengan saudara Antonius
selaku saudara kita yang baru. Apakah nama saudara Antonius masih ada
lanjutannya.?
AW: Nama saya yang sebenarnya "Antonius
Widuri."
BM: Bolehkah saya tambah tanpa mengubah nama yang
asal (aslinya)?
AW: Ya, saya setuju.
BM: Saya tetapkan nama saudara sekarang "Antonius
Muslim Widuri." Jadi ditambah dengan kata Muslim.
AW: Saya terima namanya menjadi namanya dan cocok
buat saya.
BM: Saudara-saudara yang hadir tentu sudah
mendengar juga tambahan nama ini.
HADIRIN:
Nama itu wajar dan cocok, bagus.
BM: Bersediakah saudara melakukan Shalat, Puasa,
Zakat dan ajaran-ajaran Islam lainnya?
AW: Selaku seorang Islam, saya wajib mentaati
ajaran-ajaran Islam menurut kemampuan (kemampuan saya).
BM: Terima kasih. Apakah saudara ingin memberikan
sekedar sambutan atau menyampaikan beberapa buah kata besok malam, karena ada
kawan yang akan mengadakan sekedar selamatan?
AW: Baiklah, saya penuhi besok
malam.
Comments
Post a Comment