DIALOG ISLAM VS KRISTEN PART 7
KH. BAHAUDIN MUDHARI VS ANTONIUS WIDHURY
Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Allah
BM: Sesudah saya terangkan pada saudara tentang
ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang proses asal kejadian manusia yang
saudara tanyakan ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah terdapat pertentangan?
Apakah Nabi Muhammad ada kekeliruan menyampaikan sebagaimana saudara sangka
semula?
AW: Tidak ada, Bapak telah menerangkan dari segi
Ilmiah yang seharusnya secara jujur saya mempercayainya.
BM: Jadi Nabi Muhammad Benar, tidak kelirukah
penyampaiannya.
AW: Tidak keliru, malah benar.
BM: Jadi saudara mengakui bahwa Nabi Muhammad
benar sebagai Rasul Allah.
AW: Saya mengakui, karena beliau
benar.
BM: Terima kasih, Saudara-saudara yang hadir
menyaksikan sendiri pengakuan saudara Antonius sendiri atas ke Rasulannya Nabi
Muhammad SAW, tanpa paksaan, melainkan dengan kesadarannya sendiri setelah
berlangsung dengan diskusi. Betulkah saudara mengakui kerasulannya Nabi Muhammad
dan mengakui Nabi Muhammad itu utusan Allah.
AW: Betul, dengan saksi Tuhan saya
mengakuinya.
BM: Alhamdulillah, saudara Antonius sudah 50%
Islam. Saya katakan 50% Islam oleh karena hanya mengerti dan mempercayai atas
kerasulan Nabi Muhammad, jadi masih tinggal 50% lagi, oleh karena Saudara belum
meyakinkan atas ke Esaan Tuhan yang Maha Tunggal.
AW: Ya, betul begitu. Keyakinan saya terhadap
Trinitas (Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus) masih belum lenyap sama
sekali, walaupun Bapak telah menerangkan Kitab Bibel yang tak dapat saya
membantahnya. Akan tetapi dengan keterangan-keterangan bapak saya mulai
ragu-ragu terhadap Trinitas itu. Sungguhpun begitu, apakah bapak masih bersedia
lagi memberikan keterangan-keterangan (alasan-alasan) dalam kitab Bibel yang
menyebutkan bahwa Yesus itu bukan Tuhan.
BM: Sebetulnya pada pertemuan kita yang pertama
telah saya sebutkan berdasarkan kitab Injil sendiri bahwa Yesus bukan Tuhan
seperti telah Saudara Periksa sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16; Markus pasal
13 ayat 32; Ulangan pasal 4 ayat 33; Ulangan pasal 6 ayat 4; Markus pasal 12
ayat 29. Kesemuanya itu telah kita baca. Tetapi demi untuk memenuhi pengharapan
saudara agar lebih meyakinkan, saya lanjutkan lagi. Silahkan baca Lukas pasal 4
ayat 1 dan 2.
AW: Baik, di sini disebutkan: "Maka Yesuspun
penuhlah dengan Rohul Kudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa Dia ke
padang belantara. Empat puluh hari lamanya dicobai Iblis. Selama itu suatu
apapun tiada dimakannya. Setelah genap hari itu ia merasa
lapar."
BM: 1. Di ayat ini menyebutkan bahwa Rohul Kudus
membawa Yesus ke padang belantara. Kalau Yesus itu tuhan, mustahil akan dapat
dibawa oleh siapapun juga.
2. Di ayat
ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dicobai oleh
Iblis atau wajarkah Iblis berani mencobai Tuhan.
3. Di ayat
inipun ada menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar. Wajarkah Tuhan itu
lapar?
Kalau
begitu sifat-sifat Yesus itu sama saja dengan sifat manusia biasa; bisa dibawa,
bisa dicobai iblis dan merasa lapar. Periksa lagi Matius pasal 4 ayat
5.
AW: Baik, di situ menyebutkan: "Kemudian dari
pada itu Iblis itupun membawa Yesus ke negeri suci, lalu ditaruhnya Dia di atas
bumbung bait Allah."
BM: Di ayat ini ada menyebutkan bahwa Yesus
dibawa oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis. Wajarkah Tuhan tunduk
kepada kemauan Iblis sehingga dibawa kemana-mana, kesuatu tempat. pantaskah
Iblis begitu berani kepada Tuhan. Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1 dan
2.
AW: Baik, di situ menyebutkan: "Setelah hari
siang, maka segala kepala Imam dan orang tua-tua kaum pun berundinglah atas hal
Yesus supaya dibunuhkan Dia. Maka diikatnya Dia serta dibawa pergi, lalu
diserahkan kepada Pilatus, yaitu wakil pemerintah."
BM: Di ayat ini menyebutkan bahwa Yesus diikat;
pantaskah Tuhan dapat diikat oleh manusia. Kalau begitu dimanakah kekuatan
Tuhan, sehingga dengan rela menyerahkan dirinya kepada manusia? Periksa lagi
Lukas pasal 2 ayat 21.
AW: Baik, di situ menyebutkan: "Apabila genap
delapan hari, Ia bersunat, lalu disebut namanya Yesus."
BM: Wajarkah Tuhan itu disunat? Perlu apakah
Tuhan itu disunat?
AW: Apakah ada keterangan yang lebih tegas bahwa
Yesus itu benar-benar anak manusia bukan anak Tuhan?.
BM: Silahkan buka Matius pasal 26 ayat
2.
AW: Baik, disitu menyebutkan bahwa: "Anak manusia
akan diserahkan supayadisalibkan."
BM: Yang dimaksud anak manusia di situ Yesus.
Jadi jelaslah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Silahkan
periksa di Matius pasal 5 ayat 45.
AW: Baik, di situ menyebutkan bahwa: Supaya kamu
menjadi anak Bapamu: … dan seterusnya.
BM: Di sini menyebutkan bahwa orang-orang yang
taat kepada Tuhan, menurut Yesus akan menjadi anak Tuhan. Jadi bukan saya yang
mengatakan bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan yang Tunggal, melainkan anak-anak
tuhan itu akan bertambah lagi jumlahnya, berdasarkan kitab Bibel sendiri di
Matius pasal 5 ayat 45 yang kita baca tadi ialah: "Supaya kamu menjadi anak-anak
Bapamu..." Silahkan buka Matius pasal 7 ayat 21.
AW: Disitu menyebutkan: "Bukannya tiap-tiap orang
yang menyeru aku Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan sorga, hanyalah
orang-orang yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga."
BM: Di Bibel sendiri jelas, bahwa Yesus
menyangkal malah menolak kepada orang yang menyerukan: "Tuhan, Tuhan" kepadanya,
malah orang itu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Apakah belum cukup
bukti-bukti yang telah saya tunjukkan kepada saudara.
AW: Sudah Cukup. Terima kasih; tetapi kalau masih
ada, saya minta, demi kepuasan saya
BM: Minta yang mana lagi yang saudara
maksudkan.
AW: Yang menyebutkan di kitab Injil bahwa Yesus
anak manusia "bukan anak Tuhan."
BM: Baik, akan saya penuhi harapan saudara,
silahkan saudara periksa di Matius pasal 16 ayat 27.
AW: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan:
"Karena anak manusia datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan malaikatnya;
pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap-tiap orang menurut
perbuatannya."
BM: Di ayat ini ada menyebutkan anak manusia,
menurut tafsiran saudara, siapakah yang dimaksudkan dengan anak manusia di ayat
ini.
AW: Ya, tentu Yesus.
BM: Jadi di kitab Injil sendiri ada menyebutkan
bahwa Yesus itu adalah "anak manusia"; bukan anak Tuhan, betulkah atau
tidak.
AW: Ya, betul.
BM: Nah, kalau betul, mengapa saudara menyebutkan
Yesus anak Tuhan?
AW: Yesus itu Tuhan tapi diserupakan dengan
manusia.
BM: Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa diperanakkan
oleh manusia (Maria). Yesus berupa manusia karena diperanakkan oleh manusia
(Maria). Terlalu janggal kalau manusia (Maria) memperanakkan Tuhan. Bisakah ilmu
pengetahuan lahir maupun ilmu pengetahuan bathin (Kerohanian) menerima bahwa ada
Tuhan yang diperanakkan oleh manusia? Bisakah ilmu pengetahuan exact maupun yang
abstract (Exact abstract Wetenschap) menerimanya?
AW: Ya, memang mustahil ada Tuhan yang
diperanakkan oleh manusia.
BM: Bukan itu saja, malah di kitab Injil saudara
Yesus sendiri yang berkata bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan Utusan Tuhan.
Sebagaimana telah saya tunjukkan ayatnya pada pertemuan kita yang
lalu.
AW: Betul, telah bapak sebutkan. Tetapi saya
minta di ulangi lagi ayatnya, oleh karena saya agak lupa
susunannya.
BM: Silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat
30.
AW: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Suatupun
tiada aku dapat berbuat menurut kehendak sendiri, melainkan aku menjalankan
hukum sebagaimana aku dengar, dan hukuman itu adil adanya; karenanya bukannya
aku mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan
aku."
BM: Ayat ini tegas sekali, jelas menunjukkan
bahwa Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan. Di
ayat ini Yesus memberitahukan bahwa ia tidak berbuat menurut kehendak Tuhan,
maka wajarkah Tuhan tidak dapat berbuat sekehendaknya, dan pantaskah ada Tuhan
disuruh (diutus) menjadi utusan.
AW: Ya, saya mengaku; Yesus sendiri mengaku bukan
anak Tuhan.
BM: Demi kepuasan saudara silahkan periksa lagi
di Yahya pasal 3 ayat 13.
AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan:
"Seorangpun tidak naik ke surga, kecuali Ia yang sudah turun dari surga, yaitu
anak manusia."
BM: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang saya
tunjukkan dan saudara sendiri yang memeriksa dan membacanya itu, maka sekali
lagi saya bertanya: "Anak manusiakah Yesus itu atau anak
tuhan"?.
AW: Ya, berdasarkan ayat-ayat tersebut saya
berkata: "Yesus adalah anak manusia."
BM: Di ayat yang saudara baca tapi, Matius pasal
16 ayat 27, selain menyebutkan bahwa Yesus itu anak manusia, juga menyebutkan
bahwa akan membalas tiap-tiap orang menurut perbuatannya. Betulkah begitu?
silahkan periksa kembali.
AW: Ya, betul di ayat itu ada
menyebutkan.
BM: Menurut susunan ayat tersebut, jelas:
"Menolak adanya dosa waris," berdasarkan ayat tersebut setiap orang akan dibalas
menurut perbuatannya masing-masing, jadi tidak ada penebus
dosa.
AW: Ya, tentang dosa waris telah selesai kita
bicarakan dan memang saya telah mengakui "tidak ada dosa
waris."
BM: Betul, sudah kita bicarakan, saya hanya
menambah saja, untuk lebih menguatkan lagi keterangan yang
lalu.
AW: Sudah cukup jelas keterangan
Bapak.
BM: Jelas bagaimana?
AW: Berdasarkan ayat-ayat Injil sendiri bahwa
Yesus itu bukan anak Tuhan melainkan anak manusia. Dan berdasarkan kitab Injil
menyebutkan bahwa Yesus sendiri mengakui ia bukan anak Tuhan, melainkan "pesuruh
(Utusan) Tuhan"
BM: Syukurlah kalau begitu. Jadi bagaimanakah
kepercayaan saudara sekarang terhadap "Trinitas" (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan
Ruhul Kudus).
AW: Dengan sendirinya kepercayaan saya terhadap
Trinitas terhapus.
BM: Alhamdulillah, jadi saudara mengakui bahwa
Tuhan itu TUNGGAL.
AW: Sebelum itu saya ingin menyampaikan
pertanyaan.
BM: Baik, tetapi saudara telah mengakui pada
pertemuan yang lalu dan saudara-saudara yang hadir juga telah ikut menyaksikan
bahwa:
Pertama,
Saudara telah membenarkan kitab Al-Qur'an. Beberapa ayat Al-Qur'an yang saudara
kemukakan yang pada mulanya oleh saudara dianggap berselisih antara satu ayat
dengan ayat yang lain, setelah saya terangkan dan saya tafsirkan, lalu saudara
akui bahwa ayat-ayat tersebut pada hakikatnya tidak ada perselisihannya antara
yang satu dengan yang lain. Bukankah begitu pengakuan saudara.
AW: Ya, betul begitu.
BM: Kedua, Pada pertemuan yang lalu saudara telah
mengakui kebenaran nabi Muhammad SAW selaku Utusan Tuhan, betulkah
demikian?
AW: Ya, betul saya telah
mengakuinya.
BM: Ketiga, Saudara telah membenarkan bahwa
ayat-ayat di kitab Injil (Bibel) terdapat beberapa ayat yang berselisih antara
yang satu dengan yang lain. Sebagaimana telah saya tunjukkan ayat-ayatnya pada
pertemuan yang lalu, benarkah pengakuan saudara itu.
AW: Ya, saya mengakui. Akan tetapi saya masih
memerlukan bukti-bukti yang lain tentang ayat-ayat Injil yang ada
perselisihannya antara yang satu dengan yang lain, demi kepuasan bagi saya,
walaupun sebenarnya keterangan bapak saya pandang cukup memuaskan. Tetapi
mungkin ada lagi ayat-ayat yang lain untuk meresapnya ke perasaan
saya.
BM: Baiklah, saya penuhi pengharapan saudara,
silahkan saudara periksa kitab Yahya pasal 8 ayat 14.
AW: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan:
"Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga kesaksian
itu."
BM: Silahkan periksa lagi Yahya 5 ayat
31.
AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan:
"Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku tidak
benar."
BM: Nah, saudara membuktikan sendiri perselisihan
di dua ayat ini. Di satu ayat menyebutkan: "Kesaksianku benar," sedangkan di
ayat lain menyebutkan "Kesaksianku tidak benar." Dua ayat yang berselisih itu,
tersebut di kitab suci. Dan yang berbicara adalah seorang. Manakah yang benar
antara dua ayat ini. Wajarkah di dalam kitab suci mengandung ayat-ayat yang
berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
AW: Ya, saya akui memang tidak
cocok.
BM: Bukan saja tidak cocok, tetapi adalah satu
selisih yang menyolok.
AW: Tetapi mungkin salah satu dari ayat tersebut
salah cetak.
BM: Sekiranya salah cetak, tentunya ada ralat;
tetapi di kitab ini tidak disebutkan apa-apa.
AW: Bibel ini berbahasa Indonesia, permisi
sebentar, saya akan memeriksa Bibel yang berbahasa Inggris.
BM: Itu lebih baik, sayakah yang akan memeriksa
ataukah saudara?
AW: Oleh karena bapak banyak hafal ayat-ayat
Bibel maka saya serahkan agar bapak saja memeriksanya, supaya lebih
cepat.
BM: Baiklah; harap saudara memperhatikan juga
saudara-saudara yang hadir, kitab yang saya pegang ini adalah Bibel berbahasa
Inggris ialah "The Holy Bible," "Containing the Old and New Testaments (American
Bible Society)." Saya serahkan kitab ini kepada saudara Antonius dan saya akan
menunjukkan pasal dan ayatnya untuk diteliti bersama.
AW: Baik, saya terima kitab Bibel yang berbahasa
Inggris.
BM: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 8
ayat 14 pada halaman 104.
AW: Baik, dihalaman 104 kitab Yahya pasal 8 ayat
14 disini ada menyebutkan: "THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS
TRUE."
BM: Kalau susunan ayat ini kita salin kedalam
bahasa Indonesia, adalah demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku
sendiripun, benar juga kesaksianku itu." Betulkah begitu
artinya?
AW: Ya, betul begitu.
BM: Jadi sama artinya dengan Injil yang berbahasa
Indonesia di Yahya pasal 8 ayat 14, harap saudara cocokkan
dulu.
AW: Betul, artinya sama kuatnya
BM: Sekarang silahkan periksa di Yahya pasal 5
ayat 31.
AW: Disini menyebutkan: "IF BEAR WITNES OF
MYSELF, MY WITNES IS NOT TRUE."
BM: Ayat ini kalau kita salin kedalam bahasa
Indonesia akan demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku, maka
kesaksianku itu tiada benar." Betulkah begitu?.
AW: Ya, benar
BM: Silahkan saudara periksa lebih teliti lagi di
kitab Bibel yang berbahasa Inggris ini. Di satu ayat menyebutkan "IS TRUE,"
adalah benar, sedangkan di ayat lain menyebutkan "IS NOT TRUE," adalah tidak
benar.
AW: Ya, memang berbeda
BM: Kalau begitu, di Injil yang berbahasa
Indonesia maupun yang berbahasa Inggris tidak ada perbedaan arti dan
maksudnya?
AW: Betul Demikian.
BM: Jadi tidak salah cetak, yang salah ialah yang
mengisi kitab suci itu. Kalau betul kitab suci (Injil) itu wahyu dari Tuhan,
mustahil ayat-ayatnya akan berselisih antara yang satu dengan yang lain. Jadi
kitab itu telah dicampuri oleh tangan manusia.
AW: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan
berlawanan, mungkin ayat yang satu dicabut, lalu kemudian diganti dengan ayat
yang lain. Jelasnya, ayat yang satu di hapus diganti dengan ayat yang lain (yang
baru). Setahu saya dalam ayat-ayat Al-Qur'an terdapat apa yang disebut "Nasich
dan Mansuch" ialah satu ayat terhapus hukumnya, lalu diganti dengan ayat yang
lain (hukum yang baru).
BM: Di dalam Al-Qur'an terdapat "Nasich dan
Mansuch" ada disebutkan ayatnya tetapi di kitab Injil sama sekali tidak
disebutkan.
AW: Dimanakah di dalam Al-Qur'an yang menyebutkan
ayat tentang Nasich dan Mansuch itu
BM: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada
saudara, oleh karena dari saudaralah timbulnya ucapan Nasich-Mansuch itu. Akan
tetapi sekalipun demikian saya tunjukkan, ialah di surat Al Baqarah ayat 106.
Susunan ayat itu ada ulama yang menafsirkan tentang adanya "Nasich dan Mansuch."
Sebagian lagi ada yang menafsirkan bahwa susunan ayat tersebut tidak menunjukkan
adanya Nasich-Mansuch. Kalau saudara memerlukan, akan saya terangkan tafsirnya
ayat tersebut.
AW: Hal itu, baiklah kita tangguhkan dulu. Tetapi
sehubungan dengan dua ayat di Bibel yang tadi, saya berpendapat bukan
berlawanan, melainkan satu ayat digantikan dengan ayat lain, sehingga nampaknya
ada berlawanan. Bolehkah saya berikan misal.
BM: Silahkan, saudara berhak penuh berbicara
dengan saya dalam pertemuan kita ini.
AW: Saya sebutkan misal: Dikeluarkan suatu
peraturan, setiap pengendara sepeda diwaktu malam diharuskan memakai lampu.
Kemudian datang lagi peraturan tidak boleh pakai lampu, karena ada peperangan
misalnya. Disini ada dua peraturan, yang pertama: "Diharuskan memakai lampu."
sedang yang kedua "Dilarang." Dua perintah itu, yang terpakai adalah yang
kemudian. Demikian juga dua ayat di Bibel tadi tidak berlawanan, melainkan salah
satu diantaranya sudah tidak berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat
saya.
BM: Baiklah, tetapi tentunya saudara mengerti,
apabila suatu peraturan yang diganti, mestinya harus diikuti penjelasan, bahwa
artikel nomer sekian ayat sekian, tahun sekian dicabut, diganti dengan artikel
nomer sekian dan selanjutnya. Akan tetapi dua ayat di Bibel itu, tidak ada
sebutan ayat yang satu diganti, dengan lain kata dua ayat tetap berlawanan
antara yang satu dengan yang lain. Tidak ada penjelasan bahwa salah satu telah
dicabut, atau diganti.
Comments
Post a Comment