PAHAM TRITUNGGAL DAN JURU SELAMAT PART 1
MENGENAL PAHAM TRITUNGGAL/TRINITAS
BY : YOHANNES BAPTISTA SARIYANTO S.
BY : YOHANNES BAPTISTA SARIYANTO S.
Trinitas Dogma yaag terbesar dalam Agama Kristen, baik Protestan maupun Katolik adalah tentang: TRINITAS. Kepadanya semua ajaran dan dogma yang ditetapkan kemudian tergantung. Yang dimaksud dengan Trinitas ialah suatu kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu dalam tiga pribadi, yakni Allah Bapa, Allah Putera (anak) yaitu Yesus Kristus dan Roh Kudus. Dogma tentang Trinitas baru dirumuskan dalam abad ke IV dalam suatu Konsili di Nicea. Konsili itu diikuti oleh para Uskup, Theolog kenamaan dan banyak Sarjana Gereja. Keputusan Konsili itu dirumuskan dalam 12 Sahadat para Rasul, di mana dirumuskan bahwa ketiga pribadi dalam Allah yang satu itu adalah sejajar, walaupun digunakan istilah Bapa dan Anak; Dalam doa litani Umat Katolik sebutan Trinitas dirumuskan dengan kata-kata: "Allah Tritunggal Kudus Tuhan Yang Maha Esa." Rumusan Konsili Nicea abad ke IV tentang TRINITAS itu mendasarkan pada ucapan Yesus Kristus sendiri dalam Injil Mateus 28: 19 "Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus " Tetapi apakah benar bahwa ucapan Yesus itu dimaksudkan oleh Yesus sendiri untuk mengajar bahwa dalam Allah yang Esa itu terdapat tiga pribadi, sebab Yesus sendiri secara explicit tidak pernah mengatakan hal itu. Apakah pengakuan orang Kristen tentang Allah tidak bertentangan dengan Ke-ESA-an Allah itu sendiri? Umat Eristen sendiri sulit untuk menjelaskannya; karena itu mereka selalu melarikan diri pada jawaban: misteri Tuhan yang sulit diungkapkan." Bahkan untuk memperkuat jawaban itu, mereka selalu menceriterakan kisah Agustinus, Uskup Hipo yang juga pernah mengalami kebimbangan tentang TRINITAS. Untuk memecahkan hal itu Uskup Agustinus berjalan-jalan di tepi laut. Di situ Agustinus bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang membuat sumur-sumuran dengan menggali pasir di tepi laut itu. Uskup Hipo itu bertanya: "Untuk apakah sumur-sumur itu, nak?" Anak itu menjawab, "Saya akan memasukkan semua air laut ke dalam sumur ini." Akhirnya, Agustinus mengambil kesimpulan, misteri Tuhan adalah begitu luas seperti luasnya samudera yang tak kelihatan tepinya; sedang otak manusia hanya terbatas seperti sumur-sumuran yang dibuat oleh anak kecil itu. Jadi tidak mungkin kita dapat mengerti dengan jelas misteri Allah; oleh karena itu walaupun Trinitas merupakan hal yang sulit, terimalah saja seperti itu, Marilah kita membuka halaman pertama dari Al-Kitab, pada Kitab Kejadian (Genesis = Purwaning Dumadi) pada pasal yang pertama. Pada Kejadian 1:26, kita baca: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita " Dalam anak ayat yang sependek itu kita menjumpai 2 kata "kita," sebagai kataganti untuk Allah. Bukankah dengan kata "kita" terkandung pengertian ada lebih dari satu Allah? Mungkinkah kataganti untuk Allah memang dipakai kata "kita"? Tetapi kalau kita membuka lebih lanjut pada Kejadian 1:29 kita baca : Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, AKU memberikan kepadamu." Mengapa di sini dipakai kata AKU untuk ganti Allah? Bukankah dengan melihat kenyataan ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa memang sungguh ada lebih dari satu Allah? Sekarang yang hendak kita persoalkan ialah Sabda Yesus pada Injil Mateus 28: 19; siapakah sebetulnya Bapa, Anak dan Roh Kudus seperti sabda Yesus dalam Mateus 28: 19? Sering orang Kristen mengatakan bahwa pengertian Umat Islam tentang Allah masih kurang lengkap, sebab orang Islam hanya mengenal Allah Bapa saja. Baiklah, kita setuju saja dengan mereka bahwa yang kita imani sebagai Allah adalah Allah Bapa seperti yang diimani oleh orang Kristen, tetapi siapakah anak dan siapakah Roh Kudus? Kalau kita membaca seluruh isi Perjanjian Lama, maka semua Nabi dan orang Kudus pada waktu itu disebut sebagai Anak Allah. Bahkan oleh Yesus sebutan "Anak Allah" itu diperluas bagi mereka yang membawa damai. Dalam kotbah di bukit yang kemudian terkenal dengan Delapan Sabda Bahagia Yesus bersabda: "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Mateus 5: 9). Jadi jelas bahwa sebutan Anak Allah bukan monopoli pribadi Yesus sendiri, tetapi untuk semua Nabi dan mereka yang membawa damai, Yesus sendiri dalam Mateus 6:9 mengajar murid-murid-NYA sebuah doa yang kemudian menjadi terkenal dengan sebutan: "DOA BAPA KAMI." Dalam doa itu Yesus mengajar kepada kita agar menyebut "Bapa" kepada Allah yang ada di Surga. Hal ini nyata juga kalau kita perhatikan sabda Yesus pada Mateus 15: 13. Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang ditanam Bapa-Ku" Dalam ayat itu Yesus menyebut Allah dengan perkataan Bapa-KU, sedang di ayat lain Yesus menyebut Allah dengan perkataan Bapa-mu (Mateus 10:20). Yesus sendiri rupanya lebih senang dengan predikat "Anak manusia." (Periksalah Injil Mateus pasal 16 keseluruhan). Sekarang siapakah Roh Kudus itu? Untuk itu Yesus menjelaskan sebagai berikut: "AKU (Yesus) akan minta kepada Bapa, dan IA akan memberikan kepadamu seorang Ponolong yang lain, supaya IA menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran (Injil Yohanes 14: 16). Jadi Penolong yang akan datang adalah seorang (tentunya seorang manusia). Sedang sesuatu disebut Roh ialah jika ia sudah mati atau belum lahir. Jadi jelaslah bahwa Penolong yang dijanjikan Yesus adalah seorang yang belum lahir. Siapakah dia? Mungkinkah Paulus? Baiklah, hal ini akan kita tinjau lebih lanjut. Bila kembali kepada ucapan Yesus pada Mateus 28: 19: ", dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, " Apakah artinya baptis? Orang Yahudi mempunyai kepercayaan bahwa Allah akan menyelamatkan setiap manusia. Tetapi dari fihak manusia ada yang menerima penyelamatan dari Allah dan ada yang tidak mau. Mereka yang mau menerima penyelamatan itu diharuskan bertobat, dan sebagai tanda tobat mereka dibaptis. Upacara baptis biasanya dilakukan di sungai dengan mencelupkan kepala mereka ke dalam air. Upacara baptis sekarang diteruskan oleh semua Gereja Kristen dan Katolik sebagai lambang penerimaan mereka akan iman Kristen, hanya caranya yang berbeda. Ada Gereja yang membaptis dengan betul-betul mencelupkan kepala calon baptis di sebuah sungai, ada yang hanya mencucurkan air pada salah satu bagian tubuh yang biasanya adalah kepala. Upacara baptis itu kemudian diakui sebagai Sakramen. (Sakramen = setiap ucapan dan perbuatan Yesus yang mendatangkan Rahmat). Jadi dapatlah disimpulkan bahwa baptis ialah tanda bahwa manusia itu telah diselamatkan, karena menurut kepercayaan umat Kristen pada waktu sekarang dibaptis (= dipermandikan) semua dosanya dihapus. Jadi ucapan Yesus dalam Mateus 28: 19: " dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dapatlah diartikan, " selamatkanlah mereka dengan nama (ajaran) Allah dan seorang nabi dan lebih-lebih ajaran seorang penolong yang datang sesudah Yesus." Tetapi siapakah "Penolong yang datang sesudah Yesus?" Pauluskah? Karena Paulus adalah seorang pembaharu yang datang sesudah Yesus. Pada peninjauan lebih lanjut kita akan membahas siapakah Penolong itu.
Orang Yahudi, yang kemudian juga orang Kristen (Protestandan, Katolik) mempunyai kepercayaan bahwa Messias atau penyelamat dunia, Juru Selamat; adalah berasal dari keturunan Ibrahim, keturunan Daud. Sadar akan kepercayaan ini, maka Mateus pada permulaan Injil-nya menulis bahwa Yesus adalah keturunan Ibrahim, keturunan Daud. "Inilah sisilah Yesus Kristus, maka Daud, anak Ibrahim " (Mt. 1: 1). Sedangkan silsilah itu ternyata merupakan sesuatu yang dipaksakan. Perhatikanlah: setelah Mateus menyuguhkan kepada kita deretan nama-nama yang merupakan deretan keturunan Ibrahim dalam Injilnya pada pasal 1 ayat 2 sampai dengan 15, maka pada ayat ke 16, Mateus menulis: "Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kalau kita perhatikan dengan baik, maka yang menjadi keturunan Ibrahim adalah Yusuf bukan Maria, Padahal orang Kristen mengimani bahwa Yesus tidak lahir dari "hubungan" Yusuf dan Maria. Jadi jelas bahwa Yesus sendiri menurut Mateus adalah bukan keturunan Ibrahim, keturunan Daud. Menurut kepercayaan orang Kristen bahwa Penyelamat dunia akan lahir dari anak Ibrahim. Ibrahim sendiri beranak 2 dari 2 orang isteri pula, yakni Sara dan Hagar. Tetapi umat Kristen menekankan bahwa anak Ibrahim yang syah adalah Ishak, yang lahir dari Sara: sedang Ismail bukanlah anak Ibrahim yang syah karena lahir dari seorang budak, jadi tidak mungkin Juru Selamat Dunia lahir dari keturunan Ismail. Betulkah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah? Sebagai dasar untuk membuktikan bahwa hanya Ishak yang merupakan anak Ibrahim yang syah, umat Kristen mempergunakan Kitab Kejadian 22: 2, Firman-NYA: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak." Apakah Ismail bukan anak Ibrahim yang syah? Hal ini nyata dibantah sendiri oleh Kitab Kejadian pasal 21: 13: "Tetapi keturunan dari hambamu itu (Ismail) juga akan KU-buat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu." Bangsa Yahudi (Israel) mempercayai bahwa mereka adalah bangsa pilihan dimana sejarah penyelamatan manusia akan selalu bersumber kepada dan dari bangsa itu. Jadi menurut kepercayaan mereka Juru Selamat Dunia akan datang dari bangsa Israel. Tetapi apakah keturunan Ibrahim itu hanya yang lahir sebagai anak- anak Ishak? Rupanya hal ini dibantah sendiri oleh Yesus Kristus: "Dan janganlah mengira, kamu dapat berkata dalam hatimu: Ibrahim adalah bapa kami. Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak Ibrahim dari batu-batu itu." (Mateus 3: 9). Jadi jelaslah bahwa keturunan Ibrahim bukan saja yang lahir sebagai anak-anak Ishak tetapi juga dari batu-pun bisa jadi keturunan Ibrahim, lebih-lebih anak-anak Ismail yang nyata diakui dalam Kiitab Kejadian. Kalau Juru Selamat Dunia harus lahir sebagai keturunan Ibrahim maka tentu tidak menutup kemungkinan bahwa Juru Selamat itu adalah lahir dari garis Ismail. Tetapi kalau juga ditentukan bahwa Juru Selamat itu lahir dari garis Ishak, tetapi apakah Juru Selamat itu juga harus "Anak Daud?" Hal itupun akan ditinjau pada pasal-pasal berikut:
TO BE CONTINUED KE PART 2
Comments
Post a Comment