KLARIFIKASI ISMAEL SEBAGAI KELEDAI LIAR DAN KETURAH

SAYA BERTANYA KEPADA RABBI BEN ABRAHAMSON SEPERTI BERIKUT INI:


SHALOM ALAICHEM RAV

Genesis 16:10-12
10 וַיֹּאמֶר לָהּ מַלְאַךְ יְהוָה, הַרְבָּה אַרְבֶּה אֶת-זַרְעֵךְ, וְלֹא יִסָּפֵר, מֵרֹב.
11 יא ויאמר לה מלאך יהוה הנך הרה וילדת בן וקראת שמו ישמעאל כי שמע יהוה אל עניך
12 יב והוא יהיה פרא אדם--ידו בכל ויד כל בו ועל פני כל אחיו ישכן


From verse 10-11 Angel of YHWH will bless yishmael and multiply his offspring/fruitful nation, while at verse 12, I found a little bit weird at the context that yishmael was said to be a PERE/PEH REH (WILD ASS) or it was once actually written PARA (FRUITFUL) , pls enlighten us sir

[[ Dari kitab kejadian ayat 10-11 Malaikat Tuhan mengatakan bahwa Allah akan memberkati ismail dan keturunannya yang berlimpah-limpah tapi dalam ayat selanjutnya yakni ayat 12 saya menemukan fakta yang ganjil bahwa ismail di katakan sebagai PERE (keledai liar) ataukah sebenarnya ayat itu sebelumnya tertulis PARA (subur keturunan), saya mohon penjelasan dari Rabbi]]


 +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
JAWABAN RABBI:

When speaking of Ishmael (as) the Torah reads:
"And he shall be a untamed donkey (פרא pere) of a man, his strength with all, and the strength of all with him, and in the presence of his brethren he shall dwell." (Genesis 16:12)

[[ Membahas perihal Ismail, Torah menjelaskan: "dan dia akan memiliki sifat seperti keledai tidak jinak (פרא pere), kekuatannya dengan semua, dan kekuatan dari semua saudaranya ada bersama dia, dan di dalam keberadaanya dari semua saudara-saudaranya dimana dia akan tinggal," Kej 16;12]]

Some have commented that the Samaritan text says:
"And he shall be a cow/fruitful (פרה pere) of a man, his strength with all, and the strength of all with him, and in the presence of his brethren he shall dwell." (Genesis 16:12)

[[Dalam Torah yahudi samaria di jelaskan: dan dia akan menjadi seekor sapi/subur (פרה pere) kekuatannya dengan semua, dan kekuatan dari semua saudaranya ada bersama dia, dan di dalam keberadaanya dari semua saudara-saudaranya dimana dia akan tinggal, Kej 16;12]]

By translating the word as "wild donkey" in English, this gives a different meaning than it has in Hebrew. The Samaritan verse could also be translated as "cow", but again this is not the meaning. As an adjective this word refers to a quality, a characteristic, not an animal. The Torah in several instances uses these kinds of names to describe personal qualities: Reuben is called a bear, Judah a lion, Issachar a donkey, Dan a snake, Naftali a deer, Joseph an ox, Benjamin a wolf, etc. and they are not meant negatively. (Genesis 33 and 49)

[[ Dengan menerjemahkan kata KELEDAI LIAR dalam bahasa inggris, tentu saja mempunyai makna yang sangat berbeda dari teks aslinya [torah], dalam torah samaritan diartikan sapi, tetapi lagi-lagi bukan itu arti yang sebenarnya, melainkan sebagi kata sifat yang menunjuk kepada qualitas, karakteristik, bukan menunjuk seekor binatang, sebagai contoh dalam torah sering menggambarkan qualitas personal sama dengan yang di gambarkan pada ismail, Reuben di sebut Beruang, Yahuda di sebut singa, Issachar disebut keledai, Dan di sebut Ular, Naftali Rusa, Yususf lembu, Benyamin serigala dsb, dan mereka tidak mempunyai arti negatif (Kej 33 and 49)]]

The root P-R-A or P-R-I, or the Samaritan P-R-H all come from the same root which means "unrestricted expansion" or untamed. In the case of "fruitful" it means untamed growth. In the case of "cow" it means flowing with milk.
[[ Akar kata  P-R-A atau P-R-I, atau dalam Torah samaria P-R-H semua berasal dari akar kata yang sama "Pertumbuhan yang yang berlimpah" ibarat kalo dalam sapi, ketika di perah susunya terus mengalir deras/subur]]

Essentially the Jewish Torah and the Samaritan Torah say the same thing. The P-R-A form indicates "the essence of unrestricted expansion" whereas the P-R-H form indicates "a specific example of unrestricted expansion", but the meaning is similar.

[[ pada intinya dalam Torah yahuda dan samaria mengatakan hal yang sama, bentuk kata  P-R-A mengacu pada "Pertumbuhan yang yang berlimpah" ]]

Rashi on this verse says that it means someone who enjoys hunting wild animals in the wilderness. Onkelos says it means "someone who rebells [for truth]". The commentaries in fact explain that this is why Abraham (pbuh) loved Ishmael (pbuh) so much, because Abraham (pbuh) felt that the Torah could only be spread by people who stand up and fight for its truth. Someone, as the verse goes on to say, "who's hand is in everything, and the hand of everything is on him". This is who is willing to make changes, and do everything in his power to see that others change [for good] as well.

[[Rashi mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah ditujukan bagi orang yang gemar berburu hewan liar dihutan belantara, dalam Targum onkelos dikatakan sebagai " seseorang yang memperjuangkan akan kebenaran, berangkat dari komentar para rashi diatas dalam faktanya menjelaskan mengapa ibrahim begitu mencintai ismail, karena ibrahim merasakan bahwa semangat torah hanya bisa disebarkan melalui orang yang bisa berjuang dalam kebenaran, ayat itu seolah ingin menegaskan siapa yang mempunyai kekuatan, akan berkuasa dan kekuatan dari semuanya itu ada pada ismail, yang sudi untuk membuat perubahan dan melaksanakannya dengan segenap kekuatannya untuk perubahan yang lebih baik]]

However, God revealed to Sarah that the Torah was not spread in this way. It required someone who "sat in the tents [and learned]". In other words it would be a complex revelation, which required study and preserving. A revelation that would encapsulate the form of proper religion, for the benefit of all mankind. This is why God told Sarah to have Abraham (pbuh) send Hagar and Ishmael (pbuh) away for a time, because Isaac (pbuh) needed to grow up in a different environment. But later, after Sarah passed away, and Isaac moved on, Abraham (pbuh) returned to Hagar (called Ketura) and presumably also Ishmael (pbuh).

[[ Akan tetapi, Allah mewahyukan kepada sarah bahwa torah tidak disebarkan seperti ini, ini membutuhkan seseorang yang "duduk di kemah" (dan belajar), dalam kata lain hal ini pastinya merupakan pewahyuan yang cukup komplek yang membutuhkan kajian dan pelestarian, pewahyuan yang akan merangkum bentuk agama yang sepatutnya, untuk kebaikan umat manusia, maka itulah Allah menyuruh sarah agar menyuruh suaminya ibrahim untuk menyuruh pergi hagar dan ismail untuk suatu waktu, karena ishaq perlu hidup dalam lingkungan yang berbeda, tetapi kemudian setelah sarah wafat, ishaq akan beranjak, ibrahim akan kembali kepada hajar (keturah) dan juga ismael]]

The descendants Ishmael (pbuh) were destined for a later revelation, and it would require the skills which God had given Ishmael (pbuh). One who stands up in the face of moral injustice. An activist, rather than a scholar, was needed for this revelation.

[[keturunan ismail ditakdirkan untuk menerima pewahyuan yang berikutnya, dan hal ini tentu membutuhkan ketrampilan-ketrampilan yang telah Allah berikan kepada ismail, sosok yang berdiri tegak membela ketidakadilan moral, seorang aktifis bukan seorang sarjana, sangat diperlukan untuk pewahyuan ini ]]

This is interpreted to mean that if his descendants are wicked it will be for war, but if his descendants are righteous it will be to make the whole world return to God.

[[sehingga penafsirannya jika keturunan ismail adalh jahat tentu untuk mengadakan peprangan, dan jika keturuna ismail adalah terpuji, maka akan membuat semuanya kembali kejalan Allah]]

 

MEMBAHAS KETURAH DALAM MIDRASH DAN AGGADAH

Keturah was one of Abraham’s wives. The Rabbis describe her as a woman of virtue and for that she was worthy of being joined to that righteous one [Abraham]. The Torah mentions this marriage in Gen. 25:1, after the death of Sarah and subsequent to the wedding of Isaac and Rebekah. The Rabbis present this as a lesson in proper conduct: if a man’s wife dies, and he has grown children, he should first see that they are married before himself taking a new wife (Gen. Rabbah 60:16). This implies that the Rabbis understood that Sarah died before Abraham remarried.

[[keturah adalah salah satu istir ibrahim, para Rabbi menggambarkan ia sebagai seorang yang penuh kebajikan oleh karena itu ia layak mendampingi ibrahim, Torah menyebutkan pernikahannya di Kitab Kejadian 60:16, setelah kematian sarah dan diikuti oleh pernikahan ishaq kepada rebekah, para rabbi menyajikan hal ini sebagai sebuah pelajaran dalam hal kepatutan, jika seorang istri dari si pria meninggal tentunya si pria ini harus membesarkan anak-anak, pertama-tama hal yang harus di lihat oleh si pria bahwa mereka dinikahkan sebelum mengambil istri yang baru (Gen. Rabbah 60:16), ini menyiratkan para Rabbi  telah paham bahwa ibrahim menikah kembali setelah sarah wafat]]

IDENTIFIKASI KETURAH

The Tannaim disagree regarding Keturah’s identity. According to one view, Abraham remarried after the death of Sarah and had a total of three wives: Sarah, Hagar and Keturah. Another tradition identifies Keturah with Hagar, and thus Abraham married only twice. Each of these views finds Scriptural support for its position: the three-wife opinion relies on Gen. 25:1: “Abraham took another wife,” implying a third wife, in addition to the first two. This school of thought is further bolstered by the fact that this wife also had a different name (Keturah); in addition, the plural wording of Gen. 25:6 (“to Abraham’s sons by concubines”) conveys that Abraham had at least two wives in addition to Sarah.

[[ Para ahli torah ada yang silang pendapat mengenai identitas keturah, menurut salah satu pendapat bahwa abraham menikah kembali setelah sarah wafat dan total mempunyai 3 orang istri, sarah, hagar, keturah, pendapat lain mengatakan bahwa keturah adalah hagar itu sendiri dan otomatis ibrahim hanya menikah 2 kali selama hidupnya, dua pendapat ini mempunyai bukti argumet masing-masing, yang mengatakan 3 istri berdasar Kej. 25:1, ibrahim menikah lagi, menyiratkan  seolah-olah ibrahim mempunyai 3 istri, paham ini kemudian didukung oleh fakta bahwa istri abraham itu mempunyai nama lain yakni keturah, selain itu, kata jamak dari Kej 25:6 "kepada anak-anak abraham dari gundik-gundik" yang semakin menyiratkan abraham punya 2 istri selain sarah]]

Those who identify Keturah with Hagar have rejoinders to each of these proofs. First, the wording “another [va-yosef]” in 25:1 teaches that these marriages were in fulfillment of a divine command; the proponents of this view learn this from Isa. 8:5: “Again [va-yosef] the Lord spoke to me,” where the word appears in the context of divine revelation. Second, the wife’s new name of Keturah does not necessarily teach that this was a different woman; rather, it was a name given to Hagar in recognition of her good qualities (see below). Third, the word pilegshim (concubines) in Gen. 25:6 is spelled deficiently, without the letter yod. The intent of the Torah was thus to only a single concubine, Hagar (Gen. Rabbah 61:4).
The view that was widely accepted by the Rabbis is the one which identifies Keturah with Hagar, and it appears in various midrashim.

[[Para ahli Torah yang mengidenfikasi  Keturah sebagi hajar juga mempunyai bukti-bukti yang akurat, pertama kata " LAGI" (va-yosef) dalam Kej 25:1 adalh pernikahan dalam pemenuhan realisasi Janji allah, pendukung paham ini mengambil sudut pandang dari Yesaya 8:5 "LAGI" [va-yosef] Allah telah berbicara kepadaku ]]dimana kata ini muncul dalam kontek pewahyuan Ilahi, bukti kedua istri bernama keturah tidak melulu diartikan sebagai wanita yang berbeda malahan ini sebuah nama yang diberikan kepada hagar dalam pengakuannya sebagai seorang istri yang memiliki sifat kualitas baik (karena hagar itu sebenarnya seorang putri Firaun), bukti ketiga, kata pilegshim (gundik= seorang wanita yang dinikahi tanpa diberikan mas kawin dalam isilah judaism) dalam Kej 25:6 secara gramtikal di eja dengan tidak ada munculnya huruf yod, maka dalam ilmuTorah ini menujuk pada satu Gundik/hagar (Gen. Rabbah 61:4), pendapat mazhab kedua inilah yang disetujui oleh mayoritas Rabbi dan midrashim yakni keturah adalah hagar itu sendiri]]

PERNIKAHANNYA

In the midrashic depiction, after Abraham divorces Hagar and sends her into the wilderness she sits by the well and cries to God: “See my shame!” Hagar’s demand for justice was accepted by God, who revealed Himself to Abraham after Sarah’s death and commanded him to take back his divorcée, Hagar-Keturah (Gen. Rabbah loc. cit.).

[[dalam kitab midrash di ceritakan setelah ibrahim menceraikan hagar dan menyuruhnya pergi kehutan belantara, sarah duduk di dekat sumur sambil menangis dan meminta keadilan pada allah, kemudian allah mendengar doa hagar, setelah kematian sarah,kemudia allah menyuruh abraham agar menikahi lagi hagar/keturah(Gen. Rabbah loc. cit.)]] 

A different story has Isaac initiating his father’s marriage. When Isaac married Rebekah, he said to himself: I have taken a wife, while my father is without a spouse! What did he do? He went and brought him Keturah. This tradition is based on Gen. 24:62: “Isaac had just come back from the vicinity of Be’er-la-hai-ro’i”—he brought back with him Hagar, who had been at “Be’er-la-hai-ro’i,” and had also given this place its name, as is related in Gen. 16:14 (Tanhuma, Hayyei Sarah 8).

[[dalam kisah lain diceritakan bahwa pernikahan ibrahim dan keturah adalh justeru atas inisiatif ishaq, setelah ia menikah dengan rebbekah dan ia berkata pada dirinya sendiri, saya sudah beristri dan ayahku sekarang tanpa pasangan, kemudian ishaq menemui hagar dan membawanya kepada ibrahim, berdasar Gen. 24:62: “Isaac baru saja kembali dari daerah sekitar Be’er-la-hai-ro’i”—dia membawa hagar yang telah berada di “Be’er-la-hai-ro’i,” dan juga telah memberi nama tempat itu namanya, seperti tertulis di Kej. 16:14 (Tanhuma, Hayyei Sarah 8).

ARTI NAMA KETURAH

The name Keturah lends itself to a number of Rabbinic interpretations. She was perfumed (mekuteret) with commandments and good deeds (Gen. Rabbah 61:4); she was (through her good deeds) more savory (mekuteret) than all manner of spices (Pirkei de-Rabbi Eliezer [ed. Higger], chap. 29); her deeds were as fine as incense (ketoret—Tanhuma, Hayyei Sarah 8). An additional explanation gives this word the meaning of binding or sealing (keshurah). When a person secures his valuables with his seal, they are still shut when he opens his treasury. Thus, even though Abraham sent Hagar forth and she wandered in the wilderness, when he brought her back she remained chaste and no other man had known her, for which she was known as Keturah (Gen. Rabbah 61:4).


[[Arti Nama keturah itu sendiri berasal dari beberapa penafsiran para Rabbi, yang berarti dia yang di beri wewangian (mekuteret) dalam setiap perintah  dan beramal baik (Gen. Rabbah 61:4); melalui perbuatan luhurnya apapun yang ia kerjakan akan disimbolkan lebih lezat/harum (mekuteret) dari pada berbagai jenis rempah-rempah yang ada (Pirkei de-Rabbi Eliezer [ed. Higger], chap. 29); tingkah lakunya yang luhur seperti seharum semerbak  menyan (ketoret—Tanhuma, Hayyei Sarah 8) penjelasan lain berarti stempel/perekat (keshurah), ketika seseorang ingin mengamamkan amplop tentunya merekatkan seal/stempel amplop biar aman, maka dengan demikian abraham menyuruh pergi hagar dan mengembara di hutan, sehingga ketika ibrahim membawa hagar kembali, ia masih suci dan tak ada satu lelakipun yang pernah mengenalnya, sebab itulah hagar di sebut keturah (Gen. Rabbah 61:4).]]

ANAK-ANAK KETURAH MERUPAKAN BERKAH ALLAH KEPADA ABRAHAM 

Gen. 26 lists the six children that Keturah bore to Abraham: Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak and Shuah, to which the MIDRASH applies the verse (Ps. 1:3): “and whatever he does prospers” (Gen. Rabbah 61:1). These offspring express the fulfillment of the blessing given by God to Abraham in Gen. 12:3: “and all the families of the earth shall bless themselves by you,” for three families came from Abraham: the twelve chieftains from Esau, the sixteen descendants of Keturah, and (Gen. 25:23) “two nations are in your womb” (Tanhuma [ed. Buber], Hayyei Sarah 8). The Rabbis further learn from Abraham that even if a man has children while he is young, he should still take another wife in his old age and beget further offspring (Gen. Rabbah 61:3). All of Keturah’s sons were the heads of nations  (Gen. Rabbah 61:5).

[[Kej 26 daftar enam anak yang Keturah melahirkan ke Abraham: Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah, yang Midrash berlaku ayat (Mzm 1: 3).: "Dan apa pun yang dibuatnya berhasil" (Kej Rabbah 61: 1). Anak-anak ini sebagai pemenuhan berkat yang diberikan Allah kepada Abraham dalam Kej 12: 3: "dan semua keluarga di bumi akan memberkati diri dengan kalian," karean tiga keluarga datang dari Abraham: dua belas kepala suku dari Esau, enam belas keturunan Keturah, dan (Kej 25:23) "dua negara berada dalam rahimmu" (Tanhuma [ed. Buber], Hayyei Sarah 8). Para Rabbi lebih lanjut belajar dari Abraham bahwa bahkan jika seorang pria memiliki anak ketika ia masih muda, ia masih harus mengambil istri lain di usia tuanya dan melahirkan keturunan selanjutnya (Kej Rabbah 61: 3). Semua anak-anak Keturah itu adalah menjadi kepala negara (Kej Rabbah 61: 5).]]

keturunan keturah dimasa depan

A late midrash relates that Abraham built for Keturah’s offspring a city surrounded by a high iron wall, and brought them inside. He raised the wall so high that sunlight would never enter; and he gave them precious stones and large pearls, (Soferim, Hosafah [addition] 1, 1:1). In addition, in the days to come Abraham will be ashamed of Ishmael and the offspring of Keturah, as portrayed in Isa. 24:23: “Then the moon shall be ashamed” (Num. Rabbah 2:13).

[[ Dalam midrash akhir diceritakan bahwa Abraham membangun untuk keturunan Keturah sebuah kota yang dikelilingi oleh dinding besi yang tinggi, dan membawa mereka di dalamnya. Dia mengangkat dinding begitu tinggi sehingga sinar matahari tidak akan masuk; dan ia memberi mereka batu mulia dan mutiara besar, (Soferim, Hosafah [selain] 1, 1: 1). Selain itu, pada hari-hari yang akan datang Abraham akan malu Ismail dan keturunan Keturah, seperti yang digambarkan dalam Isa. 24:23: "Lalu bulan akan malu" (. Bil Rabbah 2:13).]]






Comments

Popular posts from this blog

AYAT-AYAT PALSU ALKITAB YANG TERUNGKAP

DIALOG ISLAM VS KRISTEN PART 6

SURGA MILIK KRISTEN MENURUT ALKITAB