KRISTENISASI

KRISTENISASI

BY: YOHANNES BAPTISTA SARIYANTO S.


1. Yang dinamakan kristenisasi  ialah  mengkristenkan  orang
   atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata
   itu  menurut  istilah  ialah:  mengkristenkan  orang  secara
   besar-besaran  dengan  segala  daya  upaya yang mungkin agar
   supaya adat  dan  pergaulan  dalam  masyarakat  mencerminkan
   ajaran  agama  Kristen.  Masyarakat yang demikian akan lebih
   melancarkan  tersiar   luasnya   agama   Kristen.   Akhirnya
   kehidupan  rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke
   gereja.
 
   2. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan terhadap orang-orang
   yang  belum  memeluk  agama  atau  mereka yang memeluk agama
   animisme saja, tetapi juga  ditujukan  terhadap  orang  yang
   telah  memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercayai sebagai
   satu tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak  boleh
   ditinggalkan.  Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa
   kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali kepada
   induknya.  Manusia-manusia  sebagai  anak  domba akan dibawa
   kepada kerajaan Allah.
 
   3. Kristenisasi adalah usaha internasional,  artinya  mereka
   bermaksud  menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Dapat
   diakui bahwa ini adalah mutlak hak asasi mereka, sebagaimana
   orang  Muslimin-pun  mempunyai  tugas  menyiarkan  Islam  ke
   seluruh  dunia.  Namun  demikian  memang   perlu   sama-sama
   disadari   perlunya   suatu   garis  pengamanan  yang  dapat
   menghindarkan  terjadinya   pergesekan   dan   perselisihan,
   sehingga  masing-masing  pemeluk agama tertentu tidak merasa
   cemas untuk dipaksa atau dibujuk atau  diusahakan  pindahnya
   kepada  agama  lain.  Garis  ini  harus  jelas  dan  ditaati
   terutama oleh para pemeluk agama yang  telah  disahkan  oleh
   Negara  Republik  Indonesia seperti misalnya agama Islam dan
   Kristen (Masehi).
 
   4. Pada  tanggal  30  Nopember  1967  Pemerintah  mengadakan
   Musyawarah   Antar   Agama   bertempat   di   gedung   Dewan
   Pertimbangan Agung Jakarta, dengan maksud antara lain  untuk
   membina   saling  pengertian  dan  saling  toleransi  antara
   pemeluk-pemeluk  agama  terutama  Islam  dan  Masehi.  Dalam
   sambutan  tertulis  Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat
   Presiden Republik Indonesia, menyatakan keprihatinannya atas
   kenyataan   bahwa  penyiaran  agama  masih  dilakukan  orang
   terhadap mereka yang telah memeluk agama  tertentu.  Dijiwai
   oleh  sambutan  Pejabat  Presiden  itu maka pihak umat Islam
   mengusulkan rumusan persetujuan, yaitu:  rakyat  yang  telah
   beragama  jangan  dijadikan  sasaran  penyebaran agama lain.
   Pihak Masehi menolak  keras  usul  itu.  Maka  dicoba  untuk
   mengadakan   pertukaran  pikiran  dan  pendekatan-pendekatan
   namun   sia-sia,   yang   mengakibatkan   musyawarah    yang
   berlangsung  hampir  24  jam  itu tidak menghasilkan sesuatu
   yang kongkrit.
 
   5. Kristenisasi dalam  pengertian  politik  ialah:  berusaha
   untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan
   dan sikap penguasa, yang  memberi  kesempatan  lebih  banyak
   lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama
   itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil  dan
   dalam  bidang  politik  berhasil pula, maka terbukalah jalan
   yang   selebar-lebarnya   untuk    menjadikan    keseluruhan
   masyarakat  bernapaskan  Kristen, sehingga diharapkan dengan
   cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya
   kejadian  di  Pilipina,  yang  sekarang ini ternyata menjadi
   basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara.
 
   6. Usaha Kristenisasi  itu  dilakukan  dengan  segala  daya,
   beaya  peralatan  yang  lengkap,  rencana yang masak, tehnik
   yang tinggi, kemauan dan kesungguhan yang mantap  dan  kuat,
   keyakinan  yang  mendalam  serta  melalui  segala  jalan dan
   saluran yang meresap  dalam  hampir  semua  aspek  kehidupan
   manusia:  sosial,  budaya,  ekonomi, pendidikan, politik dan
   segala macam hiburan.

Sejarah Kristenisasi oleh Agama Protestan
          
   1. Zending Protestan pertama kali datang ke  Indonesia  pada
   tahun  1831  dengan  dua  orang  pendeta  bernama Riedel dan
   Schwarz ke Minahasa. Pada tahun 1850 mereka  membuka  sebuah
   Kweekschool  (sekolah  pendidikan  guru) di Tomohon dan pada
   tahun 1868 dibuka pula Sekolah Guru Injil (Hulpzendelingen).
   Kristenisasi  di  Minahasa  itu  ditangani dan dibeayai oleh
   Nederlandse Zendelinggenootschap yang didirikan di Rotterdam
   tahun  1787.  Pada  tahun  1882  di  Minahasa juga didirikan
   asrama dan sekolah  khusus  bagi  anak-anak  pegawai  negeri
   serta orang-orang terkemuka. Semua sekolah tersebut mendapat
   subsidi dari Pemerintah Hindia Belanda.  Tahun  1888  mereka
   mendirikan  percetakan  untuk  mencetak buku-buku, selebaran
   dan sebuah surat kabar yang bernama, "Cahaya Siang."
 
   2. Di kepulauan Sangihe dan  Talaud  bangsa  Portugis  telah
   lebih   dahulu   menyiarkan  agama  Kristen.  Pekerjaan  ini
   kemudian diambil alih dan diteruskan oleh bangsa Belanda  di
   Ambon  dan  Maluku  dipelopori antara lain oleh: J. Kam pada
   pertengahan  abad  ke  19  juga.  Dia  adalah  utusan   dari
   Nederlandse  Zendinggenootschap  tersebut.  Kemudian  mereka
   luaskan sampai ke pulau Buru. Adapun daerah Sulawesi  Tengah
   dan  Tenggara  kristenisasi  dilakukan oleh Bala Keselamatan
   atau  Leger  des  Heils,  sedang  Gereformeerde  Zendingbond
   mengirimkan  pendeta  Van  Den Loodrecht ke Luwuk pada tahun
   1913. Di  Bolaang  Mongondow  pengkristenan  dilakukan  oleh
   Nederlandse Zendinggenootsehap. Pada tahun 1904 seorang raja
   meminta kepada Zending itu untuk  mendirikan  sebuah  H.l.S.
   disana.  Sekolah ini terlaksana pada tahun 1913. Perkumpulan
   De Nederlandse Zendingvereniging yang semula diberikan tugas
   mengkristenkan  Jawa  Barat, pada tahun 1915 juga beroperasi
   di Sulawesi Tenggara.
 
   3. Kristenisasi di Jawa Timur dipelopori oleh seorang tukang
   jam bangsa Belanda di Surabaya yang bernama Emde dan seorang
   tuan tanah bernama C.  Coolen  kira-kira  pada  tahun  1840.
   Empat  tahun  kemudian  pengikut  mereka  berhasil membentuk
   sebuah desa Keristen di Mojowarno di mana dewasa ini berdiri
   sebuah  rumah sakit Kristen yang amat besar dan modern. Pada
   tahun 1848 seorang zendeling lagi yaitu E.J. Jellesma datang
   ke  Surabaya  lalu ke Mojowarno. Dengan dibantu oleh seorang
   guru Injil Paulus  Tosari  didirikannya  sebuah  Kweekschool
   yang  kemudian terpaksa ditutup pada tahun 1858. Tetapi pada
   tahun 1500 dapat dibuka kembali. Murid-murid  dari  pengikut
   C.  Coolen  menyebarluaskan  agama  Kristen  ini  sampai  ke
   Pasuruan dan Kediri.  Kemudian  berdatangan  para  zendeling
   dari   negeri   Belanda   untuk   menyebarkan   agamanya  di
   tengah-tengah umat  Islam.  Mereka  mendirikan  rumah  sakit
   rumah  sakit  di  banyak tempat di samping rumah sakit besar
   Mojowarno.
 
   4. Di Jepara tinggal seorang  bernama  Tunggul  Wulung  yang
   terkenal  dengan  julukan Kiyahi Berahim. Dia adalah seorang
   petapa yang mengaku telah mendapat  wahyu  dari  Allah  lalu
   masuk    Kristen.   Tetapi   kemudian   dia   campur-adukkan
   kepercayaan Kristen dengan Islam dan animisme, akhirnya  dia
   tidak  diakui  lagi  oleh  gereja.  Ada  pula seorang santri
   bernama Sadrah, yang berhasil ditarik memeluk agama  Kristen
   oleh  seorang zendeling yang bernama Hoezoo. Sadrah kemudian
   mengembara hampir ke seluruh tanah Jawa dan  banyak  bertemu
   serta berwawancara dengan penyebar agama Kristen lainnya. Di
   Jakarta,  dahulu  Batavia,  dia  bertemu  dengan  MR.   F.L.
   Anthing,  bekas  pejabat  tinggi  kehakiman di Semarang yang
   telah pindah ke Jakarta, Dia ini sangat besar jasanya  dalam
   pernyebaran  Kristen.  Tahun 1867 Sadrah dibaptiskan dan dua
   tahun kemudian dia dipindahkan ke Purworejo untuk menyiarkan
   Kristen  bekerja  sama  dengan  nyonya  Philips.  Tahun 1870
   pindah ke desa  Karangjasa  dekat  Bagelen  dan  terus  giat
   menyebarkan  agamanya  dan  memimpin kaum Kristen Jawa. Dari
   sana Kristenisasi diperluas oleh Dewan Gereja (Gereformeerde
   Kerken)  ke  Banyumas dan Kedu lalu meluas ke Yogyakarta dan
   Surakarta.
 
   5. Adapun di  Sumatera  pekerjaan  zending  dapat  dikatakan
   dimulai  pada  tahun  1890 di dacrah Sumatera Pasisir Timur.
   Pada tahun 1894 mereka sampai ke  utara  Danau  Toba  daerah
   Batak  Karo.  Pada  tahun  1915 mereka dirikan rumahsakit di
   bawah pimpinan seorang Zuster  bangsa  Belanda.  Pulau  Nias
   dimasuki   pada   tahun   1866   oleh  para  zendeling  dari
   perkumpulan Rheinische Missionsgeselschaft,  yaitu  gabungan
   zending  yang berdiri pada tahun 1823 dan berpusat di Barmen
   wilayah Dusseldorf, Jerman. Mereka juga melebarkan sayap  ke
   Pulau  Mentawai  dan Enggano. Rheinische Missionsgeselschafe
   ini juga beroperasi di pulau Kalimantan sebelah Selatan  dan
   Timur  untuk  mengkristenkan  suku  Dayak.  Pada  tahun l904
   kelihatan kemajuannya di Kuala Kurom dan Kahayan Hulu,  lalu
   meluas dengan pesat.
 
 Sejarah Kristenisasi oleh agama Katolik
          
   1. Pada tahun 1902  di  Batavia  (Jakarta)  mulai  didirikan
   Apostolisch  Vicariaan  Van  Batavia.  Tetapi  agama Katolik
   telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu. Pada abad  ke  16
   agama  ini  telah memasuki kepulauan Maluku, Ambon, Ternate,
   Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya  mula-mula  dilakukan
   oleh  bangsa  Portugis  yang  menguasai  kepulauan itu. Pada
   tahun 1546  seorang  Apostel  (muballigh)  dari  India  juga
   datang  ke  sana,  bernama Fransiscus Xaverius. Dia berhasil
   menarik simpati pemerintah Portugis dan penduduk asli. Tahun
   1605  pulau Ambon dapat ditaklukkan. Pada waktu itu di Ambon
   telah ada 4 buah gereja dan sekitar  16.000  orang  beragama
   Katolik.
 
   2.  Agama  Katolik  memasuki  Sulawesi dari Makasar, dan itu
   semua dilakukan oleh pengikut  madzhab  Dominicus  Orde  (H.
   Dominicus  hidup  tahun  1170  -  1221) dan pengikut madzhab
   Yesuiten Orde. Madzhab Yesuit  ini  pada  mulanya  didirikan
   oleh  seorang bangsawan Spanyol bernama Ignatius Loyola yang
   lahir tahun 1491.
 
   Dia adalah penganut aliran mistik dalam agama Katolik. Dalam
   peperangan    melawan    Perancis   mendapat   cedera   yang
   mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup.  Mistiknya  bertambah
   menebal  dan  mendapat  banyak  pengikut.  Pada  tahun  1529
   dibentuknya di  Paris  suatu  jama'ah  yang  dibai'at  untuk
   mengabdi  kepada  Paus  dan  menyebarluaskan  agama Katolik,
   Tahun 1539 semua anggota jama'ah dilantik menjadi pastor dan
   tahun  1560  Paus  Paulus III meresmikan jama'ah ini sebagai
   Jamaah  Yesus  atau  the  Society  of  Yesus.  Jamaah  terus
   berkembang maju dan bersama Orde Yesuit.
 
   3.  Gerakan  agama  Protestan  yang  sangat  memusuhi Gereja
   Katolik berhasil menghancurkan kedudukan Missie  Katolik  di
   India  sejak  abad  ke  17.  Tetapi  revolusi Perancis telah
   menyebabkan terjadinya pergolakan politik di negeri  Belanda
   yang  mengakibatkan  hancurnya  pusat  Zending Protestan dan
   bangkitnya kembali  Missie  Katolik,  serta  menjadi  sangat
   kuat.  Setelah  jazirah  Malaka dikuasai oleh bangsa Belanda
   dan kekuasaan mereka di  Indonesia  bertambah  mantap,  maka
   secara   bertahap   penyebaran  agama  Katolik  di  Sulawesi
   diambil-alih oleh bangsa Belanda,  yaitu  pada  tahun  1807.
   Tujuh  tahun  kemudian yaitu tahun 1904 Pusat Missie Katolik
   di negeri Belanda mengirimkan 2 orang utusannya  ke  Jakarta
   yaitu  Jacob  Nellisen dan Lambert Prinsen. Kedudukan Missie
   dipusatkan di Jakarta, Semarang  dan  Surabaya.  Pada  tahun
   1834  di Padang ditempatkan seorang pastor. Sejak tahun 1808
   hingga 1845 mereka hanya mampu menempatkan 16  orang  pastor
   itupun akhirnya hanya tinggal 4 orang.
 
   4.   Dalam  Perang  Diponegoro  (1825-1830)  ditengah-tengah
   tentara Belanda ditempatkan seorang Pastor bernama Scholtes.
   Dia  mengadakan  perjalanan  inspeksi sampai ke Sulawesi dan
   Maluku  kemudian  melaporkan  hasil  penyelidikannya  kepada
   Paus.  Berdasarkan  laporan  itu  Paus menganggap sudah tiba
   waktunya untuk membantu dan meningkatkan Missie  Katolik  di
   Indonesia  menjadi  Vicariat  (perwakilan), lalu mengirimkan
   Mgr. Jacob Croaff selaku pemimpinnya. Pada  tahun  1848  dia
   digantikan  oleh  Mgr. Peterus Maria Francken dengan dibantu
   oleh 5  orang  pastor.  Di  bawah  pimpinannya,  missie  ini
   mendapat  kemajuan.  Dari  pulau  pulau  yang  jauh letaknya
   berdatangan  permintaan  dari  umat  Katolik  yang  hidupnya
   terpencil.  Akhirnya  pada tahun 1859 kaum Yesuiten membantu
   dengan  mengirimkan   missionaris   ke   pulau   Jawa   lalu
   menempatkan mereka di Flores dan kepulauan lainnya.
 
   5.  Kemajuan  Missie  Katolik  bertambah  pesat setelah pada
   tahun 1874 Mgr. Francken digantikan oleh Mgr. Claessen  yang
   sejak  tahun 1848 bertugas di India. Didirikannya pos-pos di
   Cirebon, Magelang, Bogor, Malang dan Madiun.  Untuk  Sumatra
   di Medan  dan  Tanjung  Sakti.    Di  Kalimantan dibangunnya
   pangkalan  untuk  kristenisasi  suku  Dayak.  Demikian  juga
   Makassar,  Menado,  Tomohon,  Seram, Flores, Irian, Kendari,
   Sumbawa  dan  Timor.  Claessen  digantikan   oleh   Vicarius
   Apostoles  M.J.  Staal,  kemudian  pada tahun 1898 oleh Mgr.
   E.S. Luypen S.J.  Sejak  masa  itulah  agama  Katolik  mulai
   berkembang  di  pulau  Jawa  orang  Jawa sukar untuk dirubah
   agamanya. Mereka beragama  Islam  dan  tidak  mau  dikatakan
   tidak  Islam,  walaupun mereka tidak atau kurang menjalankan
   syari'ahnya.  Missie  mengambil  jalan  lain  yaitu   dengan
   mendekati   anak-anak   mereka   yang   pada  umumnya  hidup
   kekurangan. Untuk  mereka  didirikan  sekolah-sekolah  dasar
   dengan  percuma,  bahkan  dengan  diberinya  alat-alat serta
   pakaian yang diperlukan. Kanak-kanak itulah  yang  berangsur
   di-Katolik-kan, dan itu terjadi sejak akhir abad ke 19. Maka
   dapatlah dikirakan bahwa banyaknya jumlah  orang  Jawa  yang
   beragama   Katolik   adalah   akibat  karena  mereka  dahulu
   bersekolah di sekolah-sekolah Katolik.
 
   6. Pangkalan Missie untuk Jawa  Tengah  yang  pertama  ialah
   Muntilan  dan  Mendut  di  mana  sejak  dahulu telah berdiri
   sekolah Katolik. Sekarang  Mundlan  menjadi  pusatnya  agama
   Katolik,  kemudian  Yogyakarta  pun  dipenuhi  oleh  sekolah
   mereka. Guru-guru tamatan Muntilan dikirim  ke  luar  daerah
   dan   banyak   pula  yang  berdinas  di  sekolah  Pemerintah
   (Gubernemen). Dari tahun  ke  tahun  mereka  terus  mendapat
   kemajuan.   Sekolah   bertambah   banyak   terutama  sekolah
   Pendidikan Guru. Rumah Sakit dan Rumah Yatim juga  dibangun,
   sehingga  kelihatannya memang benar-benar menguasai lapangan
   sosial dan pendidikan. Pada akhir tahun 1923 sekolah  mereka
   berjumlah  52 buah dengan 5.840 orang murid. Mereka memiliki
   surat kabar seperti Mingguan Java  Post,  Sociaal  Leven  En
   Streven,  Katholik  Schoolblad  Van  Nederlands Indie dan De
   Indische Voorhoede.  Dalam  bahasa  Indonesia  yakni  Gereja
   Katholik  serta dalam bahasa Jawa Swara Tama. Di samping itu
   mereka dirikan sebuah percetakan di  Yogyakarta  pada  tahun
   1922.
 
   Untuk  keperluan  jalannya  Missie  Katolik  beserta  segala
   usahanya,  mereka  menerima  bantuan  keuangan  dari  negeri
   Belanda,  yang  diberikan  oleh  Dana  St.  Claverbond  yang
   berdiri tahun 1889  dan  oleh  berbagai  perkumpulan  missie
   antara  lain  De  Indische  Missie  Vereniging. Rupanya kaum
   Katolik  tidak  hanya  berjuang   dalam   penyiaran   agama,
   pendidikan,     pengajaran,     sosial    serta    pendirian
   gereja-gereja, tetapi juga berjuang  dalam  bidang  politik.
   Pada  tahun  1918  mereka  telah  mendirikan  sebuah  partai
   politik dengan nama De Indische Katholieke Partij.
 

Kristenisasi dan Politik
          
   Sebagaimana   yang   telah   diterangkan   di  atas,  adalah
   Kristenisasi  mempunyai  segi-segi  politis.  Demikian  pula
   dalam   sejarah   perkembangannya  selalu  dipengaruhi  oleh
   perubahan  situasi  politik,  terutama  di  Eropa,  di  mana
   partai-partai  mereka  selalu aktif dalam sidang polltik. Di
   negeri kitapun mereka demikian juga halnya seperti  ternyata
   dalam berdirinya De Indische Katolieke Partij.
 
   Pada  zaman  kemerdekaan dengan terbukanya kehidupan politik
   di negeri kita mereka  tidak  ketinggalan  membentuk  partai
   politik, di samping partai lain-lainnya.
 
   1.  Partai  Kristen  Indonesia  atau  Parkindo  didirikan di
   Jakarta pada tanggal 18  Nopember  1945  sebagai  penjelmaan
   dari  Partai  Kristen  Nasional (PKN) vang dipimpin oleh Dr.
   W.I. Yohannes. Di Sumatera didirikan  orang  Partai  Kristen
   Indonesia  yang  disingkat  PARKI.  Pada  bulan  Maret  1947
   pimpinan dari kedua  partai  itu  bertemu  di  Malang  dalam
   kesempatan  sidang Komite Nasional Pusat mereka setuju untuk
   bergabung. Maka  tanggal  19  April  1947  Parki  mengadakan
   Kongres   di   Prapat  dan  memutuskan  melebur  diri  serta
   bergabung pada Parkindo.
 
   Dalam Anggaran Dasarnya  keputusan  Konggres  di  Sala  pada
   tanggal 7-9 April 1950 dicantumkan antara lain:
 
 
   a.  Partai  Kristen  Indonesia  (Parkindo)  berasaskan paham
   Kekristenan.
 
   b. Anggota Partai ialah warga negara Indonesia yang beragama
   Kristen serta berusia sekurang-kurangnya 18 tahun.
 
   Dalam  deklarasi  atau  Pernyataan  Dasar Pendirian Parkindo
   terdapat uraian sebagai berikut:
 
   Pasal 1
 
   Partai   Kristen   Indonesia   (Parkindo)   berdasar    atas
   kepercayaan bahwa:
 
   a.  Segala sesuatu adalah berasal dari Tuhan, oleh Tuhan dan
   untuk Tuhan.
 
   b. Bagi tiap-tiap Makhluk  dan  tiap-tiap  lingkungan  hidup
   demikian  pula  bagi  negara  dan  pemerntahan panggilan dan
   hukum-hukum Tuhan sebagai ternyata dalam firman-Nya.
 
   Pasal 2
 
   Partai berpendirian bahwa negara  berwujud  karena  Kehendak
   Tuhan  dengan  tujuan  mengatur hidup manusia di dunia, agar
   dengan demikian warga negara dapat mempersiapkan diri  untuk
   hidup yang kekal.
 
   Pasal 3
 
   Parkindo  adalah  Partai  Politik warganegara Indonesia yang
   berhasrat memenuhi panggilan dan kewajibannya terhadah  nusa
   dan  bangsa  dan bangsa-bangsa lainnya dengan jalan berusaha
   di lapangan politik, ekonomi,  sosial  dan  kebudayaan  atas
   dasar paham Kristen.
 
 
   2.  Partai Katolik didirikan di Yogyakarta oleh Kongres Umat
   Katolik seluruh Indonesia pada  tanggal  12  Desember  1949,
   sebagai  penjelmaan  fusi  daripada  17  partai Katolik yang
   telah ada sebelum itu yakni:
 
   1.  Partai  Katolik  Republik  Indonesia   (P.K.R.I.)   yang
   didirikan di Surakarta.
 
   2. Partai Katolik Rakyat Indonesia (P.K.R.I.) yang didirikan
   di Makassar.
 
   3. Partai Katolik Rakyat Indonesia (P.K.R.I.) yang didirikan
   di Flores.
 
   4. Partai Katolik Indonesia Timus (Parkit) yang didirikan di
   Timor.
 
   5. Persatuan Politik Katolik Flores (Perkokaf) didirikan  di
   Flores.
 
   6.  Permusyawaratan  Majlis  Katolik (Permakat) didirikan di
   Menado.
 
   7.  Partai  Katolik  Indonesia  Kalimantan  (Parkika)   yang
   didirikan di Kalimantan.
 
   Melihat  banyaknya  partai-partai  itu  tahulah  kita betapa
   besar hasrat mereka untuk  berpolitik  setelah  negara  kita
   merdeka.   Anggaran  Dasar  Partai  Katolik sebagai gabungan
   partai-partai  tersebut  di  atas,  telah   disahkan   dalam
   Kongresnya  yang  pertama  di  Semarang  tanggal 12 Desember
   l949, di mana asas dan tujuan berbunyi sebagai berikut:
 
   1. Partai Katolik berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa  pada
   umumnya serta Pancasila pada khususnya dan bertindak menurut
   asas-asas Katholik,
 
   2. Tujuan Partai Katolik ialah bekeria sekuat-kuatnya  untuk
   kemajuan Republik Indonesia dan kesejahteraan rakyatnya.

1.  Apa  yang  telah  diuraikan  di atas memberikan gambaran
   kepada kita bagaimana ketekunan dan  keuletan  mereka  dalam
   menyebarkan  agama  Kristen.  Bagaimena  kerapian organisasi
   mereka  serta  lengkapnya  rencana  yang  mereka  buat;  dan
   bagaimana  besarnya pembeayaan  yang sengaja disediakan. Apa
   yang kita lihat dewasa ini adalah kemajuan kristenisasi yang
   semakin  meningkat.  Berpuluh-puluh  rumah sakit yang mereka
   dirikan, semuanya besar dan lengkap  dengan  peralatan  yang
   modern.  Beratus-ratus  sekolah  dengan gedungnya yang indah
   dan megah, dari Taman  Kanak-kanak  hingga  Universitas  dan
   Perguruan  Tinggi,  yang  sebagian besar siswa dan mahasiswa
   terdiri dari kalangan orang Islam. Kantor dan  gereja-gereja
   merupakan   gedung-gedung  indah  menghiasi  kota,  terutama
   Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Belum lagi  disebutkan
   proyek-proyek dalam bermacam-macam bidang tersiar di seluruh
   tanah  air.  Dalam  dunia  persuratkabaran  dan   penerbitan
   buku-buku   serta  pendirian  percetakan-percetakan  modern,
   mereka memegang peranan yang amat menentukan.
 
   2. Namun segala  kebesaran  yang  mengagumkan  sebagai  yang
   tersebut  di  atas  itu  tidak  berarti  bahwa  mereka tidak
   mempunyai  kelemahan-kelemahan.  Mereka   banyak   mempunyai
   kelemahan,  itu  sudah  tentu.  Kelemahan itu tidak terletak
   pada  beaya,  mereka  berlebih  dan  melimpah-limpah   dalam
   memiliki  pembeayaan.  Tidak terletak pada man-power, mereka
   cukup dan mempunyai kemampuan untuk membayar siapa saja yang
   bersedia bekerja bagi mereka. Tidak terletak pula pada ilmu,
   mereka ahli dan  mampu  memperkerjakan  tenaga-tenaga  ahli.
   Tidak  juga  pada  kekuasaan  dan  pengaruh  dalam bidangnya
   masing-masing.
 
   Tetapi kelemahan itu terletak pada  kelemahan  ajaran  agama
   mereka  sendiri  dipandang  dari  segi  ratio,  justru dalam
   hal-hal yang prinsipiil.  Yaitu  tentang  I'tikad  Trinitas,
   Ke-Allahan   Yesus,   Dosa   Turunan,   Pertentangan  Antara
   Ayat-ayat Dalam Kitab Suci Mereka, serta tentang  Pengertian
   Wahyu  dan sebagainya. Mereka menyadari bahwa ajaran Kristen
   sebagaimana tersebut di  atas  memang  sukar  diterima  oleh
   akal. Hal-hal inilah yang telah menyebabkan kemunduran agama
   Kristen di dunia barat di mana  orang-orang  tidak  bersedia
   lagi menerima ajaran bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Allah
   Sendiri, seperti antara lain yang  pernah  dikemukakan  oleh
   Dr.  B.J.  Boland ketika berkunjung ke kantor Pimpinan Pusat
   Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu.  Seperti  yang  telah
   pernah ditulis oleh seorang pastor dalam salah satu majallah
   bahwa jumlah pengunjung gereja  di  negeri  Belanda  semakin
   menurun,   dan   seperti   yang   sering   diceritakan  oleh
   orang-orang  yang  pernah  mengunjungi  Eropah  dan  Amerika
   Serikat.   Padahal   di   sana   disediakan   kenangan  yang
   melimpah-limpah  untuk   penyiaran   agama   Masehi   dengan
   pendirian  gereja  serta  pergedungan lainnya. Di sana dapat
   dikatakan uang itu tidak memperoleh sasaran yang semestinya,
   dan perlu dialihkan ke bagian dunia yang lain, ke timur.
 
   3.  Dengan  keadaan  demikian  maka  nampakya di dunia barat
   terutama di Eropah sudak  tidak  dapat  diharap  lagi  untuk
   menjadi  bumi  subur  bagi  agama Masehi, yang dewasa inipun
   telah  menjadi  hanya  seperti  adat,   bukan   agama   yang
   dimengerti  dan  disadari  secara  jelas.  Apalagi andaikata
   (mudah-mudahan jangan) Perang Dunia III  sudah  sampai  pada
   taraf  tidak terelakkan lagi, maka seperti yang telah pernah
   diramalkan orang,  dalam  17  jam  pertama  dari  meletusnya
   perang nuilir itu, seluruh Eropah Barat akan musnah demikian
   juga mungkin seperempat dari bumi Amertka Serikat. Begitulah
   agama  Masehi  akan  kehilangan  tempat berpijak serta basis
   yang amat kuat dan kaya raya. Jadi apa yang harus  dilakukan
   orang   dewasa   ini   ialah   sejauh   mungkin   berikhtiar
   menghilangkan gejala yang mungkin dapat  menimbulkan  perang
   itu,   dan  usaha  itu  sampai  sejauh  sekarang  ini  telah
   berhasil. Apa yang terjadi hanyalah perang setempat  seperti
   misalnya  Victnam,  Timur Tengah, dan kini di Afrika. Tetapi
   apakah keadaan  ini  dapat  dipertahankan  untuk  selamanya?
   Nampaknya  karena  itu mengapa agama Masehi memerlukan tanah
   persemaian baru yang masih dapat bertahan lebih  lama  serta
   jauh  dari  kancah  perang  nuklir  yang  akan  datang.  Dan
   persemaian itu harus  sejak  sekarang  disiapkan  agar  jika
   perang  pecah  (mudah-mudahan jangan) tempat yang baru sudah
   siap  selesai  serta  telah  dapat  berjalan  seperti   yang
   diharapkan. Tempat itu terletak di timur, dimana penduduknya
   belum sekritis penduduk Eropah.
 
   4. Indonesia akibat penjajahan Belanda selama tiga  setengah
   abad,  penduduknya  kebanyakan  bodoh dan miskin. Maka usaha
   kristenisasi telah dapat menutupi kelemahan-kelemanannya itu
   dengan   membangun  usaha-usaha  pertolongan  kepada  rakyat
   seperti mendirikan rumah pcmeliharaan orang miskin dan  anak
   yatim piatu, membangun rumah sakit dan balai pengobatan, dan
   sekolah-sekolah  yang  beraneka   macam   ragamnya.   Bangsa
   Indonesia  yang  memeluk  agama  Kristen  pada umumnya bukan
   hasil  daripada  pengertian  dan  kesadaran,  tetapi  karena
   pendidikan  dimasa  kanak-kanak  dan karena merasa berhutang
   budi atau jasa, sedang keyakinan dan pengertiannya  terhadah
   agamanya  yang  lama  (Islam)  masih terlalu dangkal. Adapan
   mereka yang cerdas dan pandai atau mendapat  gelar  keilmuan
   yang  tinggi  telah  lebih  dahulu  hatinya  disegel  dengan
   rumusan: imanadalah iman dan bukan  pengetahuan,  berimanlah
   lebih  dahulu  barulah  berusaha untuk mengerti. Akan tetapi
   sampai berapa lama  dan  sampai  berapa  berapa  generasikah
   segel  ini  dapat  dipertahankan?  Manusia  di  barat  telah
   menjadi bukti bahwa akal tidak  akan  sanggup  terlalu  lama
   disegel.  Segel  itu  jebol  dan  akan  keluar mencari jalan
   lepas.

Comments

Popular posts from this blog

AYAT-AYAT PALSU ALKITAB YANG TERUNGKAP

SURGA MILIK KRISTEN MENURUT ALKITAB

AYAT - AYAT PALSU KITAB YOHANNES